PURBALINGGA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) melakukan penangkapan terhadap enam orang di Purbalingga, Jawa Tengah dan Jakarta pada Senin (4/6/2018) malam.
Di Purbalingga, KPK mengamankan bupati, pihak swasta, ajudan dan kepala badan layanan pengadaan (BLP) setempat. Sedangkan di Jakarta, KPK mengamankan dua orang dari pihak swasta.
Dari pantauan Kompas.com, pasca ditangkap di ruang kerjanya, Bupati Purbalingga Tasdi langsung digiring ke Polres Banyumas. Tasdi sendiri diberangkatkan ke Jakarta oleh tim KPK menggunakan Kereta Gajayana.
Dia duduk di kursi nomor 5 ABCD, gerbong Eksekutif 7. Kereta yang dinaiki berangkat pukul 23.15 WIB dari Stasiun Purwokerto dan dijadwalkan sampai di Stasiun Gambir pada 04.27 WIB.
Baca juga: Ada Aksi Kejar-kejaran antara Petugas KPK dengan Seorang Pejabat di Purbalingga
Saat diisolasi di ruang kantor stasiun, Tasdi nampak santai menggunakan kemeja warna ungu dan celana dinas cokelat. Dia juga sempat menunjukkan salam tangan banteng khas PDI-P kepada awak media di luar ruangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Purbalingga Adi Yuwono menduga, OTT KPK terkait dengan dugaan penyelewengan dalam proses pengadaan sejumlah proyek di Purbalingga.
Baca juga: Bupati di Purbalingga Ditangkap KPK, DPRD Gelar Rapat Internal
"Ada dua proyek yang kami rasa janggal, terutama di proses lelang. Pembangunan gedung baru untuk DPRD dan Islamic Center. Dua proyek besar tapi tidak transparan dalam proses lelang," katanya.
Adi merinci, gedung baru DPRD Purbalingga merupakan proyek yang menyedot anggaran Rp 30 miliar. Sementara Islamic Center sendiri diplot dengan anggaran Rp 77 miliar.
"Proyek Islamic Center dibagi tiga tahap dalam tiga tahun, untuk tahun ini Rp 18 miliar dan sudah masuk tahap pengurukan," ujarnya.
Baca juga: Hore..., Bandara Jenderal Soedirman Purbalingga Segera Jadi Bandara Komersial!