Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2018, 15:20 WIB
Muhlis Al Alawi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Setiap daerah atau kota memiliki tradisi masing-masing untuk menghabiskan menjelang berbuka puasa di bulan suci Ramadhan alias ngabuburit, termasuk di Kota Madiun.

Sudah menjadi kebiasaan bagi banyak warga di Kota Madiun untuk menghabiskan waktu sambil menunggu berbuka puasa dengan duduk di pinggir rel kereta api hanya untuk melihat kereta api lewat.

Sekitar 1-2 jam sebelum berbuka, puluhan warga sudah duduk rapi berjajar di pinggir rel kereta sambil bercerita dengan anak atau kerabat.

Baca juga: Jemparingan Mataraman, Adu Memanah Ala Prajurit Keraton Sambil Ngabuburit

Biasanya, warga mulai berdatangan pukul 16.00 WIB di pinggir rel kereta tak jauh dari Stasiun Madiun.

Saat tidak ada kereta api lewat, orangtua banyak melepas anak-anaknya sekadar lewat di rel kereta. Tetapi saat kereta akan lewat, mereka akan bergegas meminta anak-anaknya minggir.

Kebanyakan warga sudah mengetahui waktu-waktu saat kereta api akan melintas. Setidaknya, ada tiga kereta api reguler akan melewati jalur kereta di Kota Madiun menjelang maghrib tiba.

"Ada tiga kereta api yang lewat menjelang maghrib. Dua kereta reguler dan satu kereta barang," ujar Dwi Supriadi (31), warga Demangan, Kota Madiun kepada Kompas.com, Rabu (30/5/2018) sore.

Sore itu, Dwi mengajak Yudistira (5), anaknya, ngabuburit di pinggir rel kereta api tak jauh dari Stasiun Madiun. Yudistira yang masih berusia PAUD ceria meski hanya melihat kereta yang melintas di depannya.

Bersama Yudistira, belasan anak lainnya asyik duduk menghadap rel kereta sambil menunggu bedug maghrib tiba. 

Baca juga: Berjualan Ayam Sejak SMP, Kini Mimpi Suciati Membangun Masjid Terpenuhi...

Warga biasanya ramai berbondong-bondong berjajar rapi nonton kereta lewat sambil menunggu azan maghrib pada minggu pertama bulan puasa. Mendekati Lebaran, jumlah warga yang ngabuburit di pinggir rel kereta makin berkurang.

"Biasanya awal puasa itu banyak sekali yang datang. Biasanya banyak sepeda motor parkir tersusun rapi di pinggir rel kereta bersama pemiliknya," kata Dwi.

Bagi Dwi, menonton kereta sambil menunggu buka puasa menjadi sesuatu yang ditunggu, bahkan sejak dia kecil.

Tak hanya bertemu dengan banyak orang, di sekitar lokasi ngabuburit juga banyak pedagang yang berjualan jajanan dan menyewakan wahana permainan. Suasana pun semakin meriah.

Senada dengan Dwi, Arief, warga Kota Madiun, menceritakan anaknya sangat senang melihat kereta api. Untuk itu, saat bulan puasa, dia mengajak anaknya untuk ngabuburit sembari menunggu azan maghrib di dekat Stasiun Madiun. 

"Anakku senang sekali melihat kereta. Dia datang ke sini biasanya bersama ibunya. Karena ibunya masih kerja, jadi saya yang menemani," kata Arief.

Baca juga: Kisah Tukang Sampah Kembalikan Rp 20 Juta yang Ditemukannya di Jalan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Regional
Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com