PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menginstruksikan seluruh kadernya di Jawa Barat untuk memiliki banyak ibu dan anak.
Menurutnya, menambah ibu dan anak tersebut bukan dari pemahaman hasil pernikahan baru, tapi kader partai harus mengangkat anak asuh dan ibu angkat di setiap daerah pemilihannya.
“Ini bersifat membantu negara dalam mengentaskan masalah sosial. Anggota DPRD di kabupaten/kota harus memiliki 9 ibu asuh dan 9 anak asuh. Sementara anggota DPRD provinsi harus memiliki 18 ibu asuh dan 18 anak asuh wa bil khusus anak yatim,” jelas Dedi kepada Kompas.com, Senin (21/5/2018).
Gagasan tersebut, lanjut Dedi, merupakan salah satu upaya untuk pendampingan janda tua dan anak yatim piatu seperti diamanatkan oleh agama dan negara.
“Syariat Islam dan konstitusi negara kita sudah menggariskan itu. Jadi, ini bentuk pengabdian kepada agama sekaligus negara,” kata calon wakil gubernur Jawa Barat di Pilkada Jabar 2018 ini.
Baca juga: Ketika Rumah Dedi Mulyadi Diserbu Viking Pendukung Persib
Dedi juga mengingatkan para kadernya di Jabar tentang doktrin Golkar, yakni karya dan kekaryaan. Menurutnya, program dan gagasan yang dilakukan kader Golkar tidak pernah berdasarkan retorika, melainkan karya nyata.
“Ini juga menjadi bukti bahwa kader Golkar benar-benar hadir di tengah masyarakat. Mereka berkarya untuk memberikan solusi atas masalah yang tengah berkembang. Jiwa karya dan kekaryaan menggerakkan seluruh elemen partai,” tambahnya.
Ia menjelaskan, di Purwakarta selama dirinya menjabat kepala daerah selama dua periode, kebutuhan pokok warga selalu terpenuhi berkat program ibu asuh.
Baca juga: Gaya Dedi Mulyadi Berjalan Santai di Atas Karpet Merah Acara Debat Publik
Setiap bulan, warga mampu memberikan insentif minimal Rp 300.000. Sementara itu, anak yatim dan kurang mampu terbantu dengan Program Kemis Welas Asih.
"Setiap hari Kamis mereka mendapatkan beras kelas premium," tandas mantan bupati Purwakarta itu.