Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Rem Blong, Ini Hasil Olah TKP soal Dugaan Penyebab Kecelakaan Bumiayu Brebes

Kompas.com - 21/05/2018, 18:30 WIB
Iqbal Fahmi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Hasil olah tempat terjadinya kecelakaan maut truk di Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Senin (21/5/2018), menunjukkan bahwa penyebab utama terjadinya kecelakaan bukanlah rem truk yang blong.

Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Bakharuddin mengatakan, Tim Traffic Accident Analysis (TAA) menduga, truk hilang kendali hingga terjadi kecelakaan karena kelebihan beban.

Bakharuddin mengatakan, truk tersebut membawa muatan 600 karung gula pasir dari Cilacap ke Semarang dengan beban total 38,8 ton.

Baca juga: Cerita Penjual Siomay yang Lolos dari Maut di Bumiayu Brebes, Truk Tabrak Gerobak, Rudi Pun Terpental

Padahal, lanjt dia, beban yang diizinkan untuk truk tersebut tidak lebih dari 20,75 ton. Artinya, muatan truk berlebih sekitar 18,8 ton atau 87 persen.

“Hasil identifikasi tim ahli, rem berfungsi baik. Yang menyebabkan kendaraan tidak bisa dikendalikan yakni karena kelebihan beban. Di sisi lain jalan menurun, pengemudi sudah berusaha menggunakan rem tangan, tapi tetap tidak bisa mengurangi kecepatan,” katanya.

Bakharuddin menuturkan, tragedi kecelakaan beruntun itu bermula saat truk turun dari flyover Kretek, sekitar 300 meter dari persimpangan menuju jalan lingkar.

Dari titik itu, lanjut dia, pengemudi sudah tidak bisa mengendalikan truk. Bahkan upaya sopir untuk menggunakan rem tangan dan menurunkan gear truk juga tidak banyak berpengaruh.

“Truk tetap melaju tak terkendali dengan kecepatan 60-70 kilometer per jam hingga sampai terguling di TKP, posisi gear kendaraan dalam keadaan netral,” ujarnya.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Truk yang Menewaskan 11 Orang di Bumiayu Brebes

 

Faktor lain yang membuat kecelakaan tersebut memakan begitu banyak korban jiwa, lanjut Bakharuddin, adalah karena pengemudi membawa truk menuju perkotaan dan tidak mengambil rute jalan lingkar.

“Sopir ini harusnya tahu kalau kendaraan berat wajib melewati jalan lingkar karena tidak bisa mengendalikan maka diambil lurus ke kota dan sopir kurang memahami jika jalur kota yang ramai, banyak orang jualan dan ngabuburit,” katanya.

Akibatnya, begitu melintas 300 meter dari simpang jalan lingkar, truk langsung menghantam kendaraan di depannya. Sebuah mobil terdorong dan menyasak para pengendara sepeda motor yang memarkir kendaraan di tepi jalan.

Hingga di titik akhir, truk terguling dan menyapu kerumunan orang yang tengah berbelanja takjil untuk berbuka puasa di sekitar TKP.

Baca juga: Kodam Hasanuddin: Anggota Polres Gowa Tidak Ditabrak Mobil Oknum TNI

Bakharuddin menuturkan, korban yang meninggal seketika di TKP mencapai 11 orang, meninggal di rumah sakit 1 orang sehingga total korban tewas adalah 12 orang. Sementara itu, korban yang mengalami luka berat 2 orang dan korban luka ringan 7 orang.

“Kami belum dapat menyimpulkan karena belum memeriksa pengemudi yang masih mendapat perawatan medis. Sementara masih mengumpulkan keterakan saksi dan ahli seperti dari kementerian PUPR sampai asosiasi pengusaha truk,” pungkasnya.

 

 

Kompas TV Senin (14/5) pagi, seiring dengan kejadian penyerangan di Mapolrestabes Surabaya, beredar pesan mengenai teror bom di berbagai tempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com