Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2018, 14:37 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, membina dua narapidana (napi) teroris , yaitu Budiono alias Babe, dan Rahmad. Babe adalah napiter kasus peledakan bom di Jalan Thamrin Jakarta, dan Rahmad merupakan napiter kasus bom molotov di gereja di Samarinda.

Kepala Lapas Pangkalan Bun, Kusnan mengatakan, sejauh ini keduanya tidak menunjukkan aktivitas negatif dalam pergaulan di lapas. Namun, keduanya jarang mau terlibat dalam salat berjamaan di musala dengan narapidana lainnya.

"Selama yang kita pantau tidak ada tanda-tanda ke arah negatif. Tapi itu sebatas sepengetahuan kita. Enggak tahu dalam hati mereka," ungkap Kusnan, usai memimpin upacara hari kebangkitan nasional dan pembentukan Pasukan Merah - Putih, warga binaan pemasyarakatan, di kantornya, di Pangkalan Bun, Senin (21/5/2018).

Baca juga: Dua Napi Teroris Perempuan dan Bayinya Ikut Dipindah ke Nusakambangan

Sedangkan untuk aktivitas keagamaan, Babe sekali waktu masih mau ikut salat jumat berjamaah. Sementara Rahmad tidak sama sekali. Namun, keduanya belum terlihat bersedia mengikuti salat tarawih berjamaah di bulan ramadan ini.

"Tarawih, tadarus kita fasilitasi. Mereka belum. Belum mau. Tapi kita tawarkan. Tapi meteka bilang, 'nanti-nanti, di kamar saja,'" tutur Kusnan.

Kusnan menjelaskan, keduanya disel dalam ruangan khusus, dan terpisah. Masing-masing satu ruangan tersendiri. "Dipisah. Masing-masing satu kamar, lain blok juga. Tetap bergauul, cuma dibatasi," imbuh Kusnan.

Kusnan menjelaskan, pihaknya selalu berkomunikasi dengan napiter itu. Kadang-kadang berdiskusi mendalam soal keyakinan mereka.

"Kalau mereka terdesak (dalam diskusi), akan bilang 'semua kembali ke masing-masing, Pak, enggak bisa dipaksa," ungkap Tigor Hutabalian, Kasi Keamanan dan Ketertiban Lapas Pangkalan Bun.

Baca juga: Warga Menolak Pemakaman Jenazah Napi Teroris

Kusnan menjelaskan, perlu penanganan khusus dalam membina napi teroris. Pihaknya kini membangun kerja sama dengan salah satu pondok pesantren di Pangkalan Bun untuk menangani napi teroris itu.

"Tapi pelan-pelan, sambil kita ajukan ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) selaku narasumber," ucapnya.

Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun, saat ini menampung 632 narapidana, dari kapasitas lapas yang sebenarnya hanya 230. "Tapi, seandainya tiga (napi terorisme) pun masih normal," kata Kusnan.

Kompas TV Ketiga lapas yang akan ditempati oleh napi terorisme nantinya adalah Lapas Batu, Pasir Putih dan Lapas Besi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com