SURABAYA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, jenis bom yang digunakan pelaku peledakan 3 gereja di Surabaya setipe, yaitu bom pipa.
"Kita melihat bahwa bom yang digunakan bermacam-macam meskipun mirip yaitu bom pipa. Ada yang ditumpuk-tumpuk, ada juga yang ditambah bensin seperti di kasus Gereja Arjuno (GPPS Jalan Arjuno)," katanya dalam konferensi persi di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).
Baca juga: Kapolri Sebut Bom Surabaya atas Instruksi ISIS dan Terkait Teror di Paris
Dia menyebutkan, aksi pengeboman tersebut sudah direncanakan dengan sangat tertutup. Puslabfor Mabes Polri, ketika mengidentifikasi komponen bom tersebut, menemukan bahwa pelaku menggunakan bahan "triaseton triperoxide".
Bahan tersebut, kata Tito, merupakan bahan yang paling banyak digunakan kelompok ISIS di Irak. Menurutnya, bahan tersebut mudah diperoleh.
Sifat "triaseton triperoxide", ia melanjutkan, sensitif. Tidak perlu jumlah banyak dalam ramuannya namun dengan sedikit guncangan atau perubahan suhu tinggi sudah membuatnya meledak.
"Mereka menyebut (triaseton triperoxide), The Mother of Satan, karena daya ledaknya tinggi dan sangat-sangat sensitif. Ini dengan guncangan atau panas saja bisa meledak sendiri," ucap Tito.
Baca juga: 5 Pelaku Ledakan Bom Mapolrestabes Surabaya adalah Satu Keluarga
Sebelumnya, Tito menyebut pelaku utama teror bom di tiga gereja Surabaya adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya.
Pimpinan JAD dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Indonesia adalah Aman Abdurahman yang saat ini ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
"Peledakan gereja di Surabaya diduga dipimpin Dita Supriyanto, Ketua JAD Surabaya, yang meledakkan bom di Gereja Pusat Pantekosta Surabaya di Jalan Arjuna," kata Tito di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Minggu (13/5/2018) sore.
Kata Tito, JAT dan JAD adalah kelompok pendukung gerakan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca juga: Polisi: Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Bawa Anak 8 Tahun
"Di peta negara luar, ISIS saat ini sedang terpojok, karena itu mereka mengintruksikan jaringannya untuk melakukan serangan," ujarnya.
Seperti diberitakan, tiga lokasi gereja di Surabaya diledakkan Minggu pagi. Selain di gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, ledakan bom juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna.
Dita Supriyanto melibatkan keluarganya saat beraksi meledakkan bom. Selain istrinya, juga melibatkan 2 anak perempuannya dan 2 anak lelakinya. Semuanya tewas di lokasi kejadian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.