Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan..."

Kompas.com - 03/05/2018, 09:44 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

Hasil USG

Pada saat istrinya mengandung, pasangan suami istri ini tidak mencurigai bahwa bayinya itu adalah kembar siam. Bahkan saat di USG kehamilan, muncul prediksi bahwa bayi yang dikandung berjenis kelamin perempuan. 

Itulah mengapa, ia dan istrinya menyiapkan nama perempuan untuk si bayi.

"Saya sudah siapkan nama perempuan, yakni Aklima Nur Sabiya. Tadinya pengin nama itu kalau perempuan. Tapi tidak tahunya yang lahir bayi jenis kelamin laki-laki kembar siam," katanya.

Saat mengetahui bayi mengalami bayi berat lahir rendah (BBLR), Azis membawa bayinya ke RSUD Subang. Namun, karena respons rumah sakit kurang memuaskan, ia membawa bayi kembar siamnya ke RSHS Bandung.

"RSUD sana (Subang) tidak disambut baik, malah didebat. Di sana administrasi dulu bukan penanganan dulu. Makanya saya inisiatif sama bidan bawa langsung ke RSHS Bandung," tuturnya.

Kini bayi kembar siam yang lahir 12 April 2018 itu dalam perawatan tim dokter RSHS Bandung. Bayi tersebut masih dalam pemberian nutrisi. Kondisinya kini semakin membaik, berat tubuhnya pun terus bertambah. 

"Alhamdulillah kini bayi sudah sehat malah kemarin infus dan alat bantu pernapasan sudah dicabut. Seminggu atau dua minggu lagi mungkin bisa pulang. Ini juga sambil nunggu inkubator dari RSHS selesai," ucapnya.

Begitu pun kondisi Dini, istrinya Azis, kini sudah membaik dan mengetahui serta menerima dengan ikhlas bayi yang dilahirkannya tersebut.

Seperti ibu lainnya, kini Dini sudah dapat memberikan ASI kepada anak ke-3 sekaligus anak ke-4 nya itu.

"Istri saya alhamdulillah sudah baikan. Sebelumnya sempet air susunya kurang, mungkin stres. Tadi istri sudah ngobrol sama psikolog, alhamdulillah membaik. Pihak RSHS juga Jumat nanti bakal ngasih penyuluhan gimana cara rawat bayi kami di rumah," ujarnya.

Azis pun kini sudah memberi nama bayi kembarnya, yakni Muhammad Nur Hidayah dan Nur Syafaat. 

"Nama bayi saya Muhammad Nur Hidayah dan Nur Syafaat. Nama itu dadakan saya berikan karena untuk persyaratan membuat KK (kartu keluarga) di catatan sipil. Dengan nama itu semoga menjadi hidayah dan syafaat bagi kami, mungkin ini ladang ibadah buat kami," katanya.

"Intinya, bagaimanapun kondisinya, kami tidak akan malu, itu anak kami pemberian Tuhan," imbuhnya.

Operasi Ditunda

Tim Dokter RSHS Bandung menunda operasi pemisahan bayi kembar siam hingga usianya menginjak 3-4 bulan. Hal itu untuk melihat dengan jelas organ dalam bayi untuk menuntaskan proses pencitraan.

Nantinya, sambil menunggu tumbuh kembang anak, bayi kembar siam itu akan diperkenankan pulang ke rumahnya untuk rawat jalan.

Selain itu, tim dokter juga mengembalikan keputusan operasi pemisahan kepada orangtua.

Sebab, ada beberapa konsekuensi yang harus dihadapi bayi ketika dilakukan pemisahan mengingat bayi kembar siam ini memiliki satu anus dan satu alat kelamin laki-laki. 

Baca juga: Tim Dokter RSHS Tunda Pemisahan Bayi Kembar Siam hingga Usia 4 Bulan

Meski begitu, Azis memercayakan hal tersebut kepada tim dokter. Ia berharap apa yang dilakukan tim dokter merupakan yang terbaik bagi anak-anaknya.

"Penanganan bayi saya percayakan kepada tim dokter dan semoga yang terbaik untuk bayi. Saya percaya penuh pada dokter asalkan terbaik untuk anak saya," pungkasnya.

Kompas TV Kondisi bayi kembar siam yang didiagnosis memiliki dua kepala, tiga tangan, dua kaki, berangsur membaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com