Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harian Kompas bersama Universitas Sanata Dharma Berkomitmen Melawan Hoaks

Kompas.com - 28/04/2018, 14:58 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Melawan berita hoaks di era digital paling baik diatasi dengan meningkatkan literasi lewat penyediaan akses informasi yang berkompeten dan bertanggung jawab.

Melihat hal itu, harian  Kompas dan Universitas Sanata Dharma (USD) menandatangi nota kesepahaman untuk memberikan pelayanan informasi berkualitas bagi sivitas akademika.

"Salah satu nilai dasar Universitas Sanata Dharma adalah mencintai kebenaran, karenanya USD berkepentingan meningkatkan keberdayaan seluruh sivitas akademika menjadi pribadi yang kritis dan bertanggung jawab," ujar Rektor Universitas Sanata Dharma (USD) Johanes Eka Priyatma, usai menandatangani nota kesepahaman dengan harian Kompas, di Gedung Rektorat, Jumat (27/04/2018).

Baca juga : Wakapolri Harap Warisan Jakob Oetama Terus Dijaga Kompas

Eka mengatakan, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menanamkan nilai mencintai kebenaran, USD berkomitmen melawan berita-berita hoaks.

Langkah bersinergi bersama Kompas ini merupakan salah satu wujud nyata USD melawan berita hoaks, dengan memberikan akses informasi kepada sivitas akademika yang bersumber dari pihak yang berkompeten dan bertanggung jawab.

"Hoaks paling baik diatasi dengan peningkatan literasi lewat penyediaan akses informasi yang kompeten, bertanggung jawab, dan berkualitas. Sivitas akademika tidak hanya harus mampu mendapatkan informasi yang benar, tetapi harus ikut berjuang membangun masyarakat bebas hoaks," tegas dia.

Baca juga : CEO Kompas Gramedia: Menara Kompas Simbol Integrasi Newsroom

Sementara itu, Direktur Bisnis PT Kompas Media Nusantara, Lukas Widjaja, mengatakan, nota kesepahaman antara Kompas dan USD yakni kerjasama penyediaan layanan Kompas.id via IP based di area Wi-Fi kampus.

"Seluruh sivitas akademika akan mendapatkan layanan bebas akses Kompas.id. Jadi, tidak terbatas, semua konten bisa diakses tanpa dikenai biaya langganan, selama tiga bulan," ujar Lukas.

Lukas menjelaskan, pada tahun 2017, harian Kompas melahirkan inovasi berupa platform digital bernama Kompas.id.

Lahirnya Kompas.id ini merupakan respons harian Kompas atas perkembangan teknologi yang semakin berkembang.

Baca juga : Cerita Nostalgia Jusuf Kalla, Debat hingga Jadi Host di Kompas

Melalui platform berbayar ini, harian Kompas menyajikan informasi dan berita berkualitas khas harian Kompas, dalam format digital.

"Platform baru ini memungkinkan para pembaca, termasuk sivitas akademika USD, mendapatkan laporan yang berkedalaman khas harian Kompas, di mana saja dan kapan saja," ujar dia.

Lukas menuturkan, Kompas.id memiliki berbagai fitur andalan yang menarik untuk diikuti, di antaranya 'Reportase Langsung', 'Riset', 'Di Balik Berita' dan 'Tutur Visual'. Ke empat fitur ini hadir dengan keunggulan dan keunikan masing-masing.

"(Fitur) 'Reportase Langsung' misalnya, memungkinkan pembaca memantau detik demi detik sebuah kejadian, yang dilaporkan eksklusif dari tempat kejadian. Laporan kerap dilengkapi oleh riset dan arsip-arsip pendukung, sehingga lebih komprehensif," ucap dia.

Baca juga : Anies Puji Desain Menara Kompas yang Futuristik

Fitur 'Di Balik Berita' menyuguhkan berita-berita menarik seputar sepak terjang jurnalis dan pewarta foto, dalam mengabarkan informasi khas harian Kompas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com