Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komik Digital Berlatar Sejarah Nusantara, Laku Jutaan Rupiah di Eropa dan AS

Kompas.com - 08/04/2018, 09:56 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kompas TV Demi mendukung kreativitas insan seni Yayasan Seni Rupa Indonesia menggelar Indonesia Art Awards.

Ide membuat komik digital ini datang pada 2013 silam. Ary yang juga berprofesi sebagai arsitek bertemu dengan wisatawan asal Eropa. Ketika itu dia sedang menggarap proyek penataan villa di Ubud.

Tamu tersebut menggugah kesadaran Ary. Sebab, wisatawan itu menyebutkan bahwa Bali dan Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa yang tidak dimiliki negara lain, yaitu budaya, filosofi, dan juga sejarahnya.

"Waktu itu dia bilang, "Kami ke sini bukan untuk cari tempat menginap yang bagus. Kami ke sini untuk melihat budaya dan sejarah kamu. Jadi kenapa bukan itu yang kamu kembangkan'," tutur Ary.

Dari pertemuan singkat tersebut, Ary kemudian mencoba mendalami budaya dan catatan sejarah. Naskah-naskah ini kemudian berkembang menjadi gagasan membuat komik berlatar sejarah dengan sentuhan modern. Maka lahirlah komik digital Baladeva.

(Baca juga: Peringatan Hari Santri Diwarnai Rekor Muri untuk Komik Terpanjang)

Tak murah

Akan tetapi, Ary tidak ingin komik karyanya biasa-biasa saja. Menurut dia, harus ada kekhususan, baik dari sisi cerita, kemasan, bahkan harga.

Dalam penggarapan Baladeva, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan. Satu periode penggarapan biasanya terdiri dari 80 halaman. Dalam 80 halaman tersebut terdiri dari lima edisi yang dibundel jadi satu. Artinya, tiap edisi terdiri dari kurang lebih 16 halaman.

"Dalam enam bulan kami menyelesaikan lima edisi sekaligus yang dikemas jadi satu," kata Ary.

Komik yang digarap secara digital tersebut kemudian dicetak di atas kertas daur ulang sesuai permintaan pelanggan. Menurut Ari, pelanggan di luar negeri sudah paham benar mana kertas daur ulang dan bukan.

Komik kemudian dikemas khusus dengan kertas tebal berwarna hitam. Sedangkan di halaman terakhir diberi tulisan tentang filosofi atau catatan sejarah Bali.

Penggarapan komik ini menelan biaya tidak sedikit. Satu halaman saja membutuhkan biaya rata-rata Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Biaya ini tergantung latar dan kepadatan warna.

Dengan demikian, untuk satu bundel berisi lima edisi membutuhkan biaya sedikitnya Rp 80 juta tiap produksi. Biaya ini belum termasuk ongkos kirim.

"Untuk ke Eropa dan Amerika Serikat ongkos kirimnya saja paling tidak Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta," kata Ary.

Baladeva sendiri memiliki 90 pelanggan eksklusif yang tersebar di Eropa dan Amerika. Komik tersebut dikirimkan kepada 90 pelangan tetap tadi atau pelanggan baru yang sudah memesan.

Namun, pendapatan Ary sifatnya fleksibel. Walau dipatok dengan harga Rp 10 juta, pelanggan malah sering membayar lebih. Bahkan, pelanggan bersedia membayar Rp 30 juta tiap edisinya.

"Orang asing biasanya lebih menghargai karya yang orisinal dan eksklusif, tidak jarang mereka membayar lebih dari yang kami tetapkan," kata Ary.

Dia berharap komik karyanya juga mendapat pelanggan dalam negeri. Namun, kultur mengapresiasi karya bangsa sendiri belum begitu kuat.

"Kalau soal harapan sih maunya ada juga pembeli dari dalam negeri, tapi sepertinya belum ada yang mau beli komik dengan harga jutaan," kata Ary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com