Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Mengeluh Harga Lada Anjlok Hampir 3 Kali Lipat

Kompas.com - 06/04/2018, 19:49 WIB
Heru Dahnur ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Harga komoditas lada di Kepulauan Bangka Belitung hingga minggu pertama April 2018 turun drastis. Petani lada pun menjerit sebab ongkos penanaman tidak sebanding dengan nilai penjualan.

"Beberapa waktu lalu sempat mencapai Rp 200.000. Saat ini turun menjadi Rp 53.000 di tingkat pengumpul," ujar petani lada asal Balun Ijuk, Khairudin saat rapat koordinasi antara petani dan pembeli di gubernuran, Jumat (6/4/2018).

Dia meminta pemerintah daerah mencarikan solusi agar persoalan harga tidak menyulitkan kehidupan petani.

"Penyakit kuning lada, pupuk, dan ketersediaan bibit juga masih kendala," tuturnya.

(Baca juga : Kisah Muslahuddin, 13 Tahun di Bank Dunia Pilih Jadi Petani Palawija dan Ubah Hidup Penanam Ganja )

Sekda Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi yang memimpin rapat koordinasi tak menampik adanya penurunan harga. Pemda, sambung dia, telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam penyediaan bibit unggul dan subsidi pupuk.

"Jadi kita fokus pada peningkatan produksi. Meskipun harga turun, tapi produksi banyak, maka nilai jual petani akan besar juga," ujar Yan.

Menurut Yan, persoalan harga sangat ditentukan kondisi pasaran dunia. Di sisi lain, rantai penjualan dari petani ke pengguna lada dinilai masih panjang.

"Lada kita masuk hingga ke Eropa. Tapi untuk ke sana banyak singgah sana-sini, jadi ini perlu dipangkas," bebernya.

Kompas TV Sejak memasuki panen, harga gabah di kabupaten Indramayu, Jawa Barat terus merosot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com