INDRALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 105 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pemulutan Ogan Ilir, Sumatera Selatan, harus berjalan kaki menembus banjir sedalam 40 cm untuk sampai ke sekolah mereka guna mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Kondisi ini sudah berlangsung sejak hari pertama ujian pada Senin lalu hingga Kamis (5/4/2018) ini.
Sekolah yang lokasinya tidak jauh dari gerbang tol Palindra Palembang di Pemulutan itu menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.
Untuk sampai ke ruang ujian, siswa laki-laki ataupun perempuan harus melepas sepatu dan berjalan kaki menembus banjir yang merendam sekolah mereka.
Siswa yang semuanya duduk di kelas 12 itu tak mempunyai pilihan karena saat ini sedang mengikuti pelaksanaan UNBK.
Baca juga: Jaringan Server Macet, UNBK di Polewali Mandar Molor hingga 1,5 Jam
Pihak sekolah sebenarnya menyediakan rakit dari bambu, tetapi rakit tersebut lebih banyak digunakan oleh para guru dan pengawas ujian, sedangkan siswa lebih memilih berjaan menembus banjir karena mereka ingin cepat tiba di ruang ujian.
Iin Safitri, seorang siswa, mengatakan, meski tidak terlalu dalam, tetapi banjir itu cukup mengganggu dirinya dalam mengikuti ujian. Sebab, dia harus membuka sepatu dan berjalan menembus rendaman banjir.
“Cukup mengganggu, Kak, sebab harus membuka sepatu dulu setiap hendak masuk lokasi sekolah. Padahal, kita harus tetap menjaga konsentrasi untuk menjawab soal ujian,” kata Iin.
Sedangkan Salistina, seorang guru di sekolah tersebut, mengatakan, banjir ini terjadi setiap tahun dan kali ini cukup dalam.
Ia berharap pihak pemerintah dan anggota DPRD Ogan Ilir Dapil Pemulutan berupaya untuk menimbun tanah sekolah atau membuatkan jalan yang lebih tinggi sehingga mereka tidak kesulitan lagi saat sedang banjir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.