Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Mengalir, Bantuan untuk Suami Istri Lansia dan Anaknya yang "Down Syndrome"

Kompas.com - 31/03/2018, 09:11 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Wahyu memang baru bisa kegiatan sekolah yang sering dilakukan anak-anak di Taman Kanak-kanak. Ia baru bisa mewarnar, menghubungkan titik ke titik dengan garis, dan yang utama tidak lari-lari, dan sudah bisa makan sendiri.

Tapi kemampuan itu menunjukkan Wahyu sudah banyak kemajuan dibanding tidak sekolah.

Sak niki wis apik (sekarang sudah bagus). Banyak kemajuan,” kata Kamilah.

(Baca juga: Nasib Pilu Bayi Calista, 2 Bulan Dianiaya Ibu Kandung hingga Babak Belur)

Di satu sisi banyak kemajuan, di sisi lain masih banyak yang tertinggal. Wahyu masih belum bisa pakai baju sendiri memakai sepatu, bahkan mengikat tali sepatu. Karena  ketertinggalan mental itulah keluarga pencari kayu bakar ini tidak menyerah menyekolahkan Wahyu.

Nek disekolahke saget nulis, itung-itung, mboten diapusi. Tumbas nopo boten diapusi ning warung-warung (Kalau sekolah bisa menulis, hitung-hitung, tidak dibohongi. Beli apa-apa tidak dibohongi di warung-warung),” kata Kamilah.

Kisah ini diunggah di situs kitabisa.com pada 30 Maret 2018, pada pagi hari. Banyak pembaca situs tersentuh perjuangan Hernowo dan Kamilah. Target donasi yang semula Rp 100 juta dalam rentang lebih 2 pekan ke depan sudah terlampaui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com