Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2018, 21:42 WIB
Firmansyah,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Aksi sekitar 100 nelayan trawl di Kantor Balai Pelabuhan Perikanan di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu pada Sabtu (24/3/2018), berakhir dengan perusakan.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Ivan Syamsurizal menjelaskan, unjuk rasa dilakukan sekitar 100 nelayan trawl. Mereka protes karena dilarang mencari ikan menggunakan trawl.

"Pemprov tidak ada kewenangan untuk itu, kecuali membantu memfasilitasi perizinan di luar jenis alat tangkapnya yang sudah diatur dalam Permen KP 71/2016, sebelumnya Keppres 39/1980 dikuatkan UU 45/2009 dilengkapi dengan Permen KP 2/2011 dan Permen KP 2/2015," ujar Ivan, Sabtu.

Pemprov, menurut dia, tidak berwenang mengusulkan permintaan dibolehkannya trawl. Sebab, secara administrasi Pemprov tidak pernah mengeluarkan izin trawl, sebagaimana aturan yang berlaku.

Merasa tak puas dengan alasan tersebut, pengunjuk rasa merusak kantor Balai Pelabuhan Perikanan di Pelabuhan Pulau Baai.

Para nelayan trawl menganggap pemerintah telah membuat mereka tak dapat melaut mencari ikan dan tak dapat menafkahi keluarga.

(Baca juga: Laut Bebas "Trawl", Nelayan Bengkulu Gelar Sujud Syukur)

Atas aksi perusakan itu, 16 kaca jendela kantor Balai Pelabuhan Ikan pecah, dua pintu kaca pecah, satu wireless rusak, dinding tembok retak, dan 1 unit AC rusak.

"Kami telah laporkan aksi perusakan ke polisi secara resmi dan disarankan melapor ke Polres Bengkulu," ucap Ivan.

Kantor Balai Perikanan di Bengkulu rusak akibat demo nelayan trawl, Sabtu (24/3/2018).KOMPAS.com/FIRMANSYAH Kantor Balai Perikanan di Bengkulu rusak akibat demo nelayan trawl, Sabtu (24/3/2018).
Sebelumnya, telah terbentuk kesepakatan antara nelayan trawl dengan pemerintah. Para nelayan dilarang menggunakan trawl dan akan diberikan bantuan berupa alat tangkap yang tidak dilarang.

Namun, hingga kini bantuan tersebut masih dalam proses realisasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com