Tak hanya itu, sebuah rumah kontrakan yang dihuni 4 kepala keluarga pun terancam. Pasalnya air menggerus kirmir dan menyisakan jalan hanya sekitar 60 centimeter.
Warga kebingungan
Sandi Pribadi (36), warga yang mengontrak rumah tepat di depan kirmir yang roboh tersebut menuturkan, sore itu ia baru saja pulang kerja, dan dikagetkan volume aliran Sungai Cipamokolan yang semakin naik dan tinggi hingga merendam rumahnya.
"Awalnya aliranya kecil, tapi tiba-tiba drastis langsung naik. Kirmir ini pun rubuh sekitar pukul 17.30 WIB," jelasnya.
Namun sebelum itu, beruntung dua anak Sandi yang masih kecil sempat dibawa tetangganya untuk mengungsi dari kontrakannya tersebut ke tempat aman.
"Anak saya ada di rumah saat itu, istri sedang keluar, pas air naik tetangga langsung bawa anak saya keluar ke tempat aman," kata Sandi.
Akibat dari dari banjir tersebut, dua sepeda milik anaknya terbawa arus sungai, sedangkan buku sekolah, baju, kasur, lemari dan beberapa bawang di dalam rumah ikut terendam dan basah.
Sandi mengaku bingung mencari tempat tinggal bagi anak dan istrinya. "Ini juga saya bingung tidur di mana. Kalau saya masih bisa tidur di masjid tapi anak dan istri saya enggak tahu harus ke mana, karena rumah saudara saya yang di sekitar daerah sini juga sama terendam banjir," kata Sandi.
Tepat berada di sebarang kontrakannya, atau di sisi lain bagian Sungai Cipamokolan, sebuah tembok rumah terlihat rubuh. Tembok tersebut jatuh ke sungai. Tampak sampah-sampah menyangkut dan kini sedang dibersihkan warga di sekitar lokasi.
Baca juga : Mengapa Banjir Bandang di Cicaheum Bandung Bisa Terjadi?
Salah satu penghuni rumah yang temboknya rubuh, Ahmad Muhamaram (21) menceritakan, sore itu ia tengah berada di rumah, dan melihat air Sungai Cipamokolan meluap dan masuk melalu jendela rumahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.