Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumahnya Roboh Diterjang Banjir Bandang di Cicaheum Bandung, Warga Kebingungan

Kompas.com - 21/03/2018, 17:26 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kompas TV Beberapa kendaraan yang nekat melintas akhirnya mengalami mati mesin dan terendam.

"Anak saya ada di rumah saat itu, istri sedang keluar, pas air naik tetangga langsung bawa anak saya keluar ke tempat aman," kata Sandi.

Akibat dari dari banjir tersebut, dua sepeda milik anaknya terbawa arus sungai, sedangkan buku sekolah, baju, kasur, lemari dan beberapa bawang di dalam rumah ikut terendam dan basah. 

Sandi mengaku bingung mencari tempat tinggal bagi anak dan istrinya. "Ini juga saya bingung tidur di mana. Kalau saya masih bisa tidur di masjid tapi anak dan istri saya enggak tahu harus ke mana, karena rumah saudara saya yang di sekitar daerah sini juga sama terendam banjir," kata Sandi.


Tepat berada di sebarang kontrakannya, atau di sisi lain bagian Sungai Cipamokolan, sebuah tembok rumah terlihat rubuh. Tembok tersebut jatuh ke sungai. Tampak sampah-sampah menyangkut dan kini sedang dibersihkan warga di sekitar lokasi. 

Baca juga : Mengapa Banjir Bandang di Cicaheum Bandung Bisa Terjadi?

Salah satu penghuni rumah yang temboknya rubuh, Ahmad Muhamaram (21) menceritakan, sore itu ia tengah berada di rumah, dan melihat air Sungai Cipamokolan meluap dan masuk melalu jendela rumahnya.

"Awalnya aliran kecil, namun tiba-tiba besar dan masuk jendela rumah, di situ saya panik langsung lari keluar karena takut," jelasnya. 

Rumahnya yang berada tepat di bantaran sungai tersebut tergerus dan menyebabkan tembok itu rubuh. Tak hanya itu, rubuhnya tembok tersebut, menurut Ahmad lantaran, ada tekanan air dari luar yang masuk ke rumahnya. 

"Pas tembok rubuh, air yang masuk dari luar juga membawa beberapa barang di dalam, seperti lemari es, TV, hingga dua lemari hanyut terbawa sungai," jelasnya.

Menurutnya, sekitar 1,5 meter air yang meluap merendam wilayah tersebut. Beruntung hanya ada Ahmad di rumah yang dihuni 10 orang itu. Ahmad berharap pemerintah turun tangan terkait musibah yang dialami keluarganya tersebut. 

"Mungkin pemerintah bisa bantu ke sini. Soalnya ini kan bencana juga," katanya.

Sementara itu, sebagian warga di Jatihandap itu diungsikan. Ada beberapa posko bencana untuk memeriksa kesehatan warga. Selain itu, beberapa truk yang membawa air bersih pun disediakan untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com