Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah 8 Tahun Selamatkan Adik yang Terkunci di Rumah Saat Banjir Bandang

Kompas.com - 16/03/2018, 13:23 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sumilah (55) terus mengucapkan syukur karena cucu laki-lakinya yang bernama Nizam Askar Al Farizi yang masih berusia 4 tahun selamat dari banjir bandang yang menerjang rumahnya di Lingkungan Sukowidi RT 4/RW 2, Kelurahan Klatak Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (15/3/2018) sore.

Saat terjadi banjir, Nizam tinggal seorang diri dalam rumah neneknya yang berada di pinggir sungai Sukowidi. Untuk menyelamatkan Nizam, warga sekitar harus menjebol plafon rumah Sumilah setinggi empat meter.

"Saya keluar sebentar buat ambil raskin. Waktu itu nggak hujan karena cuma sebentar jadi cucu saya yang tidur saya tinggal. Saya kunci rumahnya. Pas kembali ternyata banjir. Saya panik ingat cucu saya di dalam. Ternyata sudah diselamatkan sama tetangga," kata Sumilah kepada Kompas.com, Jumat (16/3/2018).

(Baca juga: Kisah Mas Rinto, Tukang Bakso Berdasi yang Terinspirasi James Bond)

Keberadaan Nizam yang juga adalah penyandang kebutuhan khusus di dalam rumah tersebut diketahui oleh warga dari Reza Naysila Putri (8), kakak kandung Nizam yang sedang bermain di luar rumah.

"Saya pikir adik ikut Mbah keluar. Pas banjir, saya mau pulang airnya sudah tinggi dan lihat adik berdiri terendam air di jendela deket pintu sambil mukul-mukul jendela," ungkap Reza.

Dia kemudian berusaha masuk lewat belakang rumahnya tapi dihalangi oleh tetangganya karena air sudah tinggi dan arus sungai cukup deras. Ia lalu berteriak ke adiknya dan menyuruhnya naik ke atas kasur.

"Terus ada tetangga yang naik ke atas rumah buat ambil adik yang sudah di atas kasur. Adek sehat nggak luka sekarang di rumah saudara," kata Reza yang terpaksa tidak sekolah karena baju dan bukunya terbawa arus sungai.

Banjir bandang tersebut menghancurkan dapur milik Sumilah serta membawa barang-barang pribadi milik Sumilah, termasuk dua kambing peliharaannya.

"Bahkan televisi dan lemari saya ngambang di atas sungai," ungkapnya.

(Baca juga: Kisah Bocah Buton yang Memiliki Bola Mata Biru)

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharam mengatakan, ada 39 rumah yang terendam akibat banjir tersebut dan tiga rumah yang masuk kategori parah. Namun tidak ada korban jiwa baik yang meninggal atau yang terluka.

"Tidak ada korban jiwa dan ini masuk katergori banjir bandang karena membawa material di dalamnya," tutur Eka.

Banjir bandang tersebut, lanjut dia, berasal dari aliran Sungai Kalibendo, Sungai Tlemenung dan sungai Sukowidi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang berkunjung ke wilayah yang terdampak banjir di Lingkungan Sukowidi mengatakan, dia sudah meminta dinas terkait untuk mengevalusi tata ruang di kawasan atas, termasuk juga dugaan adanya alih fungsi tanaman di lereng gunung.

"Banjir bandang ini dari daerah Tlemung atas sana dan kami sedang mengevaluasi proporsi alih fungsi jenis tanaman, apakah ikut menyumbang banjir lumpur atau karena memang sudah mulai masa tanam sehingga tanah mudah hanyut terbawa air," ungkap Anas.

(Baca juga: JR Saragih-Ance Tak Lolos, Demokrat Berang, Partai Pengusung Merasa Dizalimi)

Saat ini, sebagai prioritas, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memastikan agar semua korban banjir bandang mendapat bantuan, termasuk membangun bagian rumah yang rusak karena banjir.

 

Kompas TV Warga dan tim gabungan membuat tanggul darurat untuk mencegah gerusan air di sekitar tanggul yang jebol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com