Damin yang saat diwawancara masih dalam suasana berkabung itu menceritakan, betapa kuat dan tegarnya hati Solihin. Tanpa tangis, atau tersamarkan air hujan, Solihin dengan tabah mencari sendiri jasad putranya, Sifaul dan ketiga kemenakannya di dalam kamar.
Tak peduli pada kondisinya, Solihin nekat menggali dan mengangkat material longsor dengan tangan kosong hingga baju dan celana yang dikenakan robek.
“Solihin, paman saya itu setelah menolong kami yang tertimbun longsor di belakang langsung lari ke rumah perangkat desa, bajunya yang robek dilepas jadi tinggal pakai celana dalam,” tutur Damin.
Bupati Purbalingga Tasdi yang sempat hadir dalam proses pemakaman disambut isak tangis keluarga korban. Mereka menghambur mengungkapkan rasa duka mendalam atas kepergian buah hati yang begitu mengejutkan.
Tasdi menegaskan, rumah Solihin harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Rencananya, Pemkab menyewa lahan Perhutani seluas satu hektar untuk kawasan relokasi korban longsor, sekaligus sebagai titik kumpul bagi warga jika terjadi kejadian luar biasa atau bencana alam.
Kepala Desa Jingkang Bambang Hermanto mengatakan, akan segera merelokasi dan membangun tempat tinggal sementara bagi keluarga korban. Bantuan logistik berupa bahan bangunan pun telah sampai atas bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.
Baca juga : Longsor Brebes, 245 Warga Diungsikan Cegah Musibah Susulan
Saat ini, keluarga korban berada di Balai Desa Jingkang serta korban luka dirawat di Puskesmas Karangjambu dan Rumah Sakit Umum Daerah Goeteng Taroenadibrata.
“Akan segera kami bangun hunian sementara untuk keluarga korban secara gotong-royong dengan warga,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.