Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu Kelabu di Gereja Santa Lidwina Bedog Yogyakarta

Kompas.com - 12/02/2018, 08:23 WIB
Caroline Damanik

Editor

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku sedih dan prihatin terhadap insiden ini.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X seusai menjenguk korban pembacokan di RS Panti Rapih Yogyakarta.Kompas.com/Markus Yuwono Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X seusai menjenguk korban pembacokan di RS Panti Rapih Yogyakarta.
Di sela kunjungannya menjenguk korban di RS Panti Rapih Yogyakarta, Minggu, Sultan mengatakan, kekerasan bukan karakter masyarakat Yogyakarta.

"Sedihnya, kenapa di Jogja bisa begini? Sedangkan masyarakat kita ini kebersamaan sebagai budaya yang kita jaga, tapi kenapa? Itu kenapa saya sedih, tapi enggak bisa menangis," ujarnya.

"Dari kondisi itu saya ingin menyampaikan saya tidak memahami tidak mengerti kenapa ada perbuatan yang keji tanpa ada kemanusiaan. Ada umat yang sedang melaksanakan ibadah kenapa ada kekerasan, yang dilakukan seseorang tanpa berperi kemanusiaan. Jelas itu bukan karakter kita masyarakat Jogja. Saya sangat sedih dan menyesali," tambahnya kemudian.

(Baca juga: Kunjungi Gereja Santa Lidwina, Ketua DPR Minta Polri Mengusut Tuntas)

Sultan berharap, kejadian seperti ini tidak akan pernah terulang lagi ke depannya.

"Bagi saya ini peristiwa yang tidak boleh terjadi lagi orang ibadah dilakukan tindakan tidak semestinya dan terlaku keji tanpa peri kemanusiaan itu bukan masyarakat Jogja," ucapnya.

Polisi bekerja

Sementara itu, Kapolda DIY Brigjen (Pol) Ahmad Dofiri menegaskan bahwa polisi serius mengusut tuntas kasus penyerangan ini.

Dia hanya berharap, masyarakat Yogyakarta tidak terpancing dan terprovokasi dengan kemungkinan munculnya berbagai isu pasca-peristiwa ini.

"Kami mengimbau masyarakat Yogyakarta tenang karena Yogyakarta ini, kan, kota yang nyaman dan tenang. Beri kesempatan kepada polisi untuk mengusut kasus ini," kata Dofiri.

Minggu sore, polisi menggelar pertemuan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan para tokoh agama dan masyarakat di Yogyakarta di Pendopo Pemerintah Kabupaten Sleman.

Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam.
Terkait kasus ini, polisi telah mengantongi identitas pelaku. Pelaku disebut bernama Suliono (22) dan diketahui sering berpindah-pindah tempat tinggal selama di Yogyakarta.

Sejauh ini, lanjut Dofiri, penyerangan dilakukan seorang diri oleh pelaku. Dalam aksi ini, polisi telah menyita barang bukti berupa senjata tajam dan ijazah yang diduga milik pelaku.

Korban membaik, umat tenang

Pasca-kejadian itu, gereja sudah dibersihkan dan kemungkinan akan bisa kembali dipergunakan untuk beribadah pada Sabtu dan Minggu depan.

Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno, mengatakan, umat sudah tenang dengan dukungan berbagai pihak. Umat gereja juga didorong untuk berpikir jernih dan tidak terpancing.

"Umat kan sudah cerdas, jadi tidak terpengaruh," ujar Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno, Minggu.

"Umat biasa-biasa saja, itu kan hanya orang yang ingin mengacau kedamaian saja," tambahnya.

(Baca juga: Dirawat di RS Panti Rapih, Korban Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Dijaga Ketat)

Sementara itu, hingga Minggu malam, kondisi korban penyerangan di gereja membaik. Salah satu korban sudah pulang ke rumah. Tinggal Romo Prier SJ dan dua umat lain yang masih dirawat.

Mgr Robertus menyebutkan, Romo Prier sudah menjalani operasi setelah mengalami luka sabetan di kepala.

Dia memastikan bahwa para korban tidak mengalami trauma terkait serangan pagi tadi.

"Mereka semua merasa terlindungi. Itu yang membahagiakan kita, yang jelas, yang kita upayakan waspada, tanpa kecurigaan. Tak hanya orang-orang Katolik namun masyarakat pada umumnya," tutur Robertus.

 

Lipsus: Penyerangan Romo Prier dan Umat di Gereja Santa Lidwina Bedog

 

Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam.

 

 

Kompas TV Buya Syafii terlihat datang ke Gereja Santa Lidwina dan berharap kasus ini tak akan berulang lagi, serta bisa diusut tuntas oleh polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com