Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tahu Kami Salah, tapi Kami Harus Pindah ke Mana"

Kompas.com - 30/01/2018, 14:59 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang yang ada di kawasan Jalan Duyung atau tepatnya di sepanjang pintu masuk hingga pintu keluar terminal jodoh, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), hanya bisa pasrah atas apa yang dialami mereka siang ini, Senin (30/1/2018).

Pasalnya lokasi tempat dirinya menggantungkan nasib selama belasan tahun kini porak-poranda dan rata dengan tanah akibat penggusuran yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Batam.

Namun sebagian pedagang berhasil mengeluarkan dan menyelamatkan barang dagangannya sebelum dihancurkan dan diratakan dengan alat barat.

Kini, para pedagang itu bingung mau pindah dan menyimpan di mana barang-barang dagangan mereka saat ini.

"Kami tahu kami salah, tapi kami harus pindah ke mana, sementara barang dagangan kami ini tidak sedikit jumlahnya. Kami beli ini semua pakai uang, bukan mengemis," kata Margaret, salah satu pedagang, Selasa (30/1/2018).

Dibantu anak-anaknya, Margaret menyusun satu persatu sisa-sisa barang daganganya yang belum sempat dikemas dan dipindahkan ke tempat yang aman.

Muksin, pedagang lainnya berharap agar ada solusi lain dari penggusuran yang dilakukan Pemkot Batam ini. Sebab, kios kopi kecil-kecilan ini sangat diandalkan untuk menghidupi kelima anaknya.

"Awalnya istri saya yang berjualan di sini, kini saya sekarang karena sudah hampir lima tahun tidak bekerja karena perusahaan tempat saya bekerja itu pindah ke kawasan industri yang ada di Thailand," kata Muksin.

Baca juga : Cerita Hamidah tentang Ibunya yang Kerja ke Malaysia dan Telantar di Batam

Sejak saat itulah, Muksin dan keluarganya menggantungkan nasibnya dari kios liar yang dibangunnya secara sederhana ini.

"Saya berharap ada uang sagu hati (kompensasi) dari penggusuran ini, karena bagaimana pun tidak sedikit uang yang saya keluarkan dari membangun dan merehab kios saya ini. Dan, sekarang malah dihancurkan Satpol PP," katanya.

Sekretaris Satpol PP Kota Batam, Fridkalter Pardede mengatakan, penertiban kios di Jodoh ini telah dijadwalkan oleh tim terpadu, dan semua pemilik kios juga telah diberikan surat peringatan agar bersiap-siap pindah.

"Kios itu berdiri di atas parit induk, karena itu wajib ditertibkan. Penertiban juga sudah melalui prosedur seperti surat peringatan pertama, kedua hingga pemberitahuan pembongkaran," kata Fridkalter, Selasa (30/1/2018).

Fridkalter mengaku, dalam penertiban ini ada 68 bangunan milik pedagang kaki lima (PKL) yang dibongkar. Bahkan dari jumlah itu, 40 kios liar tersebut masuk ke kategori permanen, sementara 26 sisanya non-permanen.

"Bangunan yang kita tertibkan, masuk dalam kategori bangunan yang ada di atas parit. Mengingat, nantinya di lokasi tersebut akan dibuat pelebaran parit dari ukuran semula menjadi 1 hingga 1,5 meter," terang Fridkalter.

Dalam penertiban ini, Fridkalter mengaku melibatkan 300 personel tim gabungan yang terdiri dari TNI AD, TNI AL, Marinir, Polri, Ditpam BP Batam serta Satpol PP.

Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum (Tramtibum) Satpol PP Batam, Imam Tohari mengatakan, sebelum penertiban, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terlebih, sehingga para pedagang telah mengetahuinya lebih awal.

"Sebenarnya, penertiban ini akan dilakukan pada bulan Desember 2017 lalu. Namun karena saudara-saudara kita yang nasrani tengah merayakan Natal, makanya kita undur dan hari ini kami lakukan penertiban," kata Imam.

Baca juga : Selundupkan Sabu dalam Perut, 4 Warga Malaysia Ditangkap di Batam

Tidak sekadar digusur, para pedagang juga diberi tempat alternatif untuk mereka berjualan, yakni di kawasan Jodoh Square dan sekitar kawasan DC Mall.

"Di kawasan Jodoh Square ada 25 kios, sementara di sekitar kawasan DC Mall ada enam kios," ungkap Imam.

Setidaknya dengan penertiban ini, ke depan tidak ada lagi genangan air di sekitar kawasan Jodoh ini, karena parit yang semula ditutup kini dibuka kembali bahkan diperlebar hingga 1,5 meter, sehingga air bisa lancar mengalir ke kanal dan ke laut.

"Dengan penertiban ini, setidaknya kami sudah tiga kali melakukan penertiban untuk memperkecil terjadinya genangan air, seperti kawasan jalan simpang Frengki ke Seipanas. Simpang Jam sampai Simpang BNI dan ketiga kawasan pintu masuk hingga pintu keluar terminal Jodoh, dengan total kios liar sudah di atas 300-an yang ditertibkan," tutup Imam.

Kompas TV Aparat kepolisian Polres Batang dan polda Jawa Tengah membongkar makam korban pembunuhan di hutan Sengon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com