Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan KLB di Asmat Butuh BBM untuk Jangkau Daerah Terpencil

Kompas.com - 26/01/2018, 23:46 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

ASMAT, KOMPAS.com - Bupati Asmat Elisa Kambu mengungkapkan, penanganan kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak yang dihadapi masyarakatnya berjalan dengan baik. Bahkan, banyak pihak yang ikut terlibat membantu pemerintah daerah setempat. 

Elisa menyampaikan, dalam menangani masalah ini, bukan hanya pemerintah daerah di Asmat yang terjun, melainkan juga pemerintah pusat, TNI, Polri, pemerintah daerah lain di Papua, LSM, yayasan kemanusiaan, BUMN, dan perusahaan yang peduli dengan masyarakat di sini. 

"Jadi, kami tak sendiri. Banyak suadara-saudara kita di luar sana yang merasakan apa yang kami rasakan. Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat, saya ucapkan terima kasih," katanya. 

Dari pengalaman ini, ungkap Elisa, tentu ini akan menjadi pembelajaran bagi masyarakat pentingnya hidup sehat dan juga berobat ke puskesmas apabila merasakan sakit pada tubuh. 

Khusus untuk penanganan saat ini, lanjutnya, berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh semua pihak yang terlibat.

"Jadi semua masih berjalan lancar proses penanganannya," ujarnya. 

Namun, Elisa Kambu mengaku khawatir terhadap ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk mobilisasi seluruh tim yang bekerja. Terlebih lagi, semua daerah hanya bisa dijangkau lewat sungai menggunakan speedboat.

"Saat ini mobilisasi petugas tinggi melalui transportasi sungai. Jadi, kekhawatiran kami adalah ketersediaan BBM. Tapi, untuk tiga minggu ke depan masih aman," ucapnya.

Baca juga: Menkes Nilai Tak Masuk Akal Data 15.000 Orang di Asmat Terkena Gizi Buruk 

Elisa menambahkan, agar ketersediaan BBM aman, pihaknya sudah meminta dukungan dari Pertamina dan pemerintah pusat. "Informasinya, BP Migas akan datang ke Asmat," tuturnya. 

Dari pantauan di lokasi posko penanganan KLB di Agats, ibu kota Asmat, terlihat kondisi anak-anak sudah membaik dan mendapat perhatian penuh pihak medis.

Tim medis dan Satgas Terpadu terus menyusuri kampung-kampung untuk melihat apakah masih ada anak-anak yang mengalami gizi buruk dan campak. Sebab, wabah itu telah menewaskan 70 orang anak balita. 

Sementara itu, Direktur Utama BMC John Wempi Wetipo menjelaskan, selain membawa bahan makanan dan susu, tentunya mereka ingin melihat langsung kondisi anak-anak dan penanganannya. 

"Puji Tuhan. Bantuan buat Asmat cukup banyak. Kami juga dipercaya donor dari luar untuk menyalurkannya. Semoga saja kejadian ini segera teratasi. Saya berpikir ke depan akan membawa tim medis kami untuk ambil bagian," ujarnya.

Baca juga : Atasi Gizi Buruk dan Campak di Asmat, Begini Kata Bakal Cagub Papua JWW

Kompas TV Rumah Sakit Umum Daerah Agats, saat ini tidak dapat lagi menampung pasien anak balita korban campak dan gizi buruk

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com