Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siswa Bunuh Sopir Taksi Online, Ganjar Minta Kepsek dan Orangtua Dipanggil

Kompas.com - 24/01/2018, 14:54 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut menanggapi ditangkapnya dua siswa di SMKN 5 Semarang yang menjadi tersangka karena diduga menjadi pelaku pembunuhan sopir taksi online, Deny Setiawan (25).

Dua pelaku, IB dan TA, saat ini telah diamankan jajaran Polrestabes Semarang pada Senin (22/1/2018) malam.

"Saya minta kepala sekolah dan orangtua dipanggil kenapa anaknya bisa begitu. Kalau alasan untuk bayar SPP, enggak mungkin karena sudah kami (Pemprov) bayari," kata Ganjar seusai pendanaan gerakan sadar zakat di kantornya, Rabu (24/1/2018).

Dia mengatakan, perlu bagi sekolah dan orangtua lebih mengajarkan pendidikan karakter kepada siswanya. Apalagi, pengelolaan SMA dan SMK telah beralih kewenangannya di tangan pemerintah provinsi.

Ganjar mengatakan, kejadian dua siswa harus menjadi pelajaran bersama. Sekolah harus memastikan betul mendidik siswa dengan pendidikan karakter.

"Alasannya bayar SPP, padahal SPP sudah dibayar. Alasan (bunuh) buat apa? Itu karakter. Saya minta tidak hanya kepala sekolah, tetapi orangtuanya dipanggil. Iki jadi aneh," ucapnya.

(Baca juga: Seusai Membunuh Sopir Taksi Online, 2 Siswa SMK Masih Masuk Sekolah)

Ganjar ingin agar nilai-nilai agama dimasukkan dalam pendidikan karakter untuk siswa. Dengan cara itu, nilai agama dapat menjadi benteng bagi seorang takut melakukan tindak pidana.

"Nilai agama dimasukkan karakter agar jadi benteng tidak melakukan itu. Kalau alasan tidak bayar SPP itu tidak masuk akal karena kami sudah keluarkan Rp 700 miliar," tambahnya.

Pihak SMK 5 Semarang mengaku kaget mendengar kabar dua siswanya ditangkap polisi. Sejak mengetahui kabar itu, pihak sekolah langsung mengumpulkan semua guru dan siswa pada Selasa pagi.

(Baca juga: Curangi Order Aplikasi Grab, Tujuh Sopir Taksi "Online" Ditangkap)

Dia mengingatkan anak didiknya untuk mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

“Kaget, tidak hanya saya. Dari keseharian seperti itu mengapa terjadi, saya tidak tahu. Kami juga tak bisa mengontrol lebih jauh ketika keluar gerbang sekolah,” ujar Kepala SMK 5 Semarang Suharto, Selasa (23/1/2018) sore.

“Tadi pagi saya apel, kan, kelas 1 sampai 3. Saya tekankan langkah preventif tentang kejadian hari ini untuk dijadikan pelajaran kepada yang lain,” tambahnya.

Kompas TV Terhitung 1 November 2017, regulasi taksi online yang "kembali lahir" mulai berlaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com