SEMARANG, KOMPAS.com – Dua siswa SMK yang menjadi tersangka pembunuhan sopir taksi online di Semarang, Jawa Tengah, masih masuk sekolah pasca melakukan tindak pidana.
Dua siswa itu terakhir masuk sekolah, Senin (22/1/2018), sebelum malamnya ditangkap tim gabungan Polrestabes Semarang.
"Senin itu masuk pelajaran. Kebetulan dia terlambat (masuk),” ujar Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK 5 Semarang Suprihanto, Selasa (23/1/2018).
Ia mengatakan, kedua siswa, IB dan TA, telat masuk sehingga mendapat hukuman disiplin. Keduanya merupakan siswa kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Usai dihukum, IB dan TA tetap belajar sebagaimana siswa lainnya.
“Ditangani di depan. Dua-duanya mendapat hukuman disiplin," tambahnya.
(Baca juga : Polisi Ringkus 2 Siswa Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang )
Kepala SMK 5 Semarang Suharto menambahkan, pihak sekolah terkejut dengan kejadian penangakapan dua siswanya itu. Menurut dia, kepribadian dua siswanya baik dan tidak ada masalah berat selama di sekolah.
“Rajin sama dengan teman yang lain, tidak ada yang mencurigakan, tidak ada kasus sebelumnya. Cara berpakaian bagus dan rapi,” papar Suharto.
Dua siswa tersebut kini harus mempertanggungjawabkan perbuatanya. Mereka diduga menghabisi korban Deny Setiawan (25), Sabtu (20/1/2018) sekitar pukul 21.00 WIB.
IB dan TA memesan aplikasi taksi online kemudian disambut korban di daerah Lemah Gempal. Kepada korban, dua pelaku ini minta diantar ke daerah Sambiroto. Sesampainya di daerah itu, pelaku IB membayar ongkos sebesar Rp 22.000.
(Baca juga : Polisi: Ponsel Sopir Taksi Online Dikubur di Dalam Tanah )
Ongkos tersebut kurang. Pelaku lainnya, TA, mengarahkan sopir taksi online melaju ke jalan lain untuk mengambil sisa kekurangan uang di tempat saudaranya. Naas, di arah lain tersebut atau di Jalan Cendana Selatan Sambiroto, korban dihabisi.
Polisi menduga motif pembunuhan murni dilakukan untuk merampas kekayaan korban.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.