Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mantan Anak Jalanan yang Kini Menjadi Pengusaha Sukses Sablon

Kompas.com - 13/12/2017, 12:55 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

 


Melihat orderan yang datang semakin banyak, Rulli bersama penjahit langganannya lantas berkolaborasi dengan mengontrak di Selatan Madukismo, Bantul. Selama dua tahun lebih kerja sama dengan pelanggannya ini, Rulli pun bisa menabung uang lebih banyak.

"Customer saya sudah punya vendor satu, dan ingin membuka lagi karena mengejar kuota, tapi tiga bulan berjalan ambruk. Nah, vendor yang lama dijual," urainya.

Baca juga : Kisah Peternak Lele Dumbo Sekolahkan Anak hingga S-2

Mengetahui rekan kerjanya menjual vendornya, Rulli lalu berpikir untuk membelinya. Rulli mulai menghitung uang dari tabungannya, namun ternyata tidak cukup.

"Saya pinjam uang bank dan minta izin orang tua menjual motor, karena tabungan tidak cukup. Tapi akhirnya terbeli juga, dan impian punya vendor sendiri dengan alat-alat sablon yang besar tercapai," kata Rulli.

Jalur tengkorak

Vendor sablon kaus yang dibeli Rulli tahun 2014 lantas diberi nama Jalurtengkorak. Rulli mendapat nama itu saat dirinya pulang dari Bali ke Yogyakarta melewati kompleks pembangkit listrik Paiton. Di lokasi itu, Rulli yang hendak foto dicegah oleh warga karena jalur tengkorak atau berbahaya.

"Jalur tengkorak itu kan menunjukkan tempat-tempat berbahaya. Jadi bagi saya jalur tengkorak mengingatkan akan tanda bahaya," urainya.

Setelah membeli vendor, Rulli dan istrinya tak lantas berdiam diri. Keduanya harus memulai dari awal. Setiap pekerjaan pun harus dikerjakan berdua, mulai dari beli bahan, marketing sampai produksi.

"Tugas istri saya memecah warna, ngurusi customer, dan belanja kain. Jadi sambil gendong anak, istri saya naik motor belanja kain," kata Rulli.

Sedangkan Rulli mempunyai tugas produksi sampai pengemasan. Lembur hingga dini hari pun sudah menjadi makanan sehari-hari baginya demi mendongkrak pendapatan.

"Pernah gara-gara uang Rp 260.000 nggak tau di mana, kita (Rulli dan istri) itu sampai bertengkar. Ya, bukannya apa-apa, artinya merasa memiliki dan ingin merintis usaha ini benar-benar, karena ini mimpi kami," terangnya.

Seiring banyaknya orderan, sekitar enam bulan berjalan, Rulli dan istrinya berani mencari satu pegawai. Hingga seiring berjalannya waktu, saat ini Rulli memiliki 17 orang pegawai.

"Ya, alhamdulilah sekarang ada 17 (pegawai). Sebulan pesanan mencapai 3.500 kaus dan kebanyakan dari luar Yogya," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com