Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Band dengan Personel Napi "Manggung" di Luar Lapas

Kompas.com - 11/12/2017, 07:20 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Vera (36) langsung meneguk air mineral yang diberikan temannya setelah turun dari panggung pada puncak peringatan Hari AIDS Internasional di Taman Blambangan, Banyuwangi, Minggu (10/122017).

Sambil mengusap keringat di keningnya, Vera bertanya kepada Kompas.com apakah penampilannya saat bernyanyi maksimal atau tidak.

"Maklum nggak biasa pake sound system itu. Jadi agak ragu apakah power suaraku keluar apa nggak," katanya sambi tersenyum.

Vera adalah salah satu vokalis grup Kapok Band yang terdiri dari masyarakat binaan Lapas Banyuwangi yang masih menjalani hukuman di dalam penjara.

Tanpa beban, perempuan cantik tersebut bercerita bahwa ia sudah 16 bulan mendekam di dalam penjara dengan total masa tahanan 5 tahun 6 bulan karena kasus narkoba.

"Aku sudah main ginian (narkoba) sejak tahun 2003 tapi baru tertangkap 2016. Banyak yang bilang aku ini licin. Tapi sekarang sudah kapok," kata Vera.

Ia mengaku pertama kali mengenal narkoba dari rekannya dan kemudian berkecimpung di bisnis tersebut karena keuntungannya sangat menggiurkan.

Selama di lapas, Vera harus berbagi satu ruangan dengan 12 orang rekannya.

"Untung ada Kapok band. Jadi bisa mengurangi stres di dalam sana. Hampir setiap hari latihan musik. Kegiatan positif," ceritanya.

Biasanya Kapok Band hanya tampil di dalam lapas dalam acara-acara tertentu, dan baru pertama kali tampil di luar lapas di acara peringatan Hari HIV AIDS di Taman Blambangan, Banyuwangi.

Baca juga : BNN Palangkaraya Ringkus Suami Istri Pengedar Sabu dari Jaringan Lapas

Vera mengaku bersyukur bisa keluar dari lapas walaupun sebentar. Bahkan beberapa rekannya juga berkesempatan bertemu dengan keluarganya yang sengaja datang untuk melihat penampilan mereka.

"Lihat pemain musik itu, disambangi anak sama istrinya," katanya sambil menunjuk rekannya yang sedang menggendong balita perempuan.

"Kalau aku sengaja nggak kasih kabar keluarga kalau aku main di sini. Nggak apa-apa bisa keluar sebentar gini saja udah seneng. Anakku satu sekarang sudah umur 16 tahun," jelasnya.

Ia juga mengaku, rekan-rekannya sudah sepakat akan menjaga kepercayaan yang diberikan pihak lapas untuk tidak kabur saat acara berlangsung.

"Mereka percaya kepada kita, dan aku pribadi nggak akan mengkhianati. Bisa keluar gini sudah bersyukur buat orang-orang seperti kita," cetusnya.

Total ada 12 orang anggota Kapok band, yang terdiri dari enam pemain musik dan enam vokalis yang semuanya perempuan. Mayoritas mereka adalah tahanan narkoba.

Baca juga : Todong Sipir dengan Senjata Api, 2 Napi Lapas Pekanbaru Melarikan Diri

Sementara itu, Kepala Lembaga Permasyarakatan Banyuwangi, Ketut Akbar Herry Achjar, kepada Kompas.com, Minggu (10/12/2017), menjelaskan, keberadaan Kapok Band sudah cukup lama di Lapas Banyuwangi. Namun baru dua bulan terakhir secara resmi menjadi bagian dari Kuwung Jeruji Creative Lapas Banyuwangi yang menjadi wadah bagi para warga binaan untuk berkarya.

"Bukan hanya bermusik tapi juga ada yang melukis. Hari ini saja untuk peringatan Hari HIV AIDS kita ajak 22 warga binaan untuk menunjukkan karyanya ke masyarakat umum di luar lapas," kata Ketut Akbar.

Ia mengatakan, nama Kuwung diambil dari bahasa daerah Using Banyuwangi yang berarti pelangi dengan harapan bahwa para warga binaan bisa memberikan warna yang indah untuk Banyuwangi dalam bentuk karya.

"Walaupun di dalam penjara mereka masih bisa berkarya dan kita akan fasilitasi itu semuanya," ungkapnya.

Dalam waktu dekat, menurut Ketut Akbar, Kapok Band akan segera merilis album yang terdiri dari 12 lagu berbahasa daerah yang semuanya digarap oleh warga binaan lapas, mulai dari mengarang lagu, mengaransemen dan memainkannya.

"Rekaman sudah selesai tinggal pembuatan video klipnya nanti juga diambil di sekitar lapas. Semoga karya kawan-kawan di lapas bisa diterima oleh masyarakat Banyuwangi," pungkasnya.

Kompas TV Polisi menyita 17 ribu gram sabu dan 17 ribu ekstasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com