Jenuh, 76 Persen Pemilih Pilkada Jatim Masih "Galau"

SURABAYA, KOMPAS.com - Calon pemilih di Jatim diasumsikan jenuh terhadap 2 calon gubernur yang akan bertarung di Pilkada Jatim 2018, karena 2 nama tersebut sudah 2 kali bertarung di pilkada yang sama sejak 10 tahun terakhir.

Pada Pilkada Jatim 2008, nama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendampingi Soekarwo. Pun juga pada Pilkada 2013, keduanya tetap berpasangan. Dalam dua  pilkada tersebut, Khofifah Indar Parawansah muncul sebagai lawan Soekarwo-Gus Ipul. Pada pilkada tahun depan, nama Khofifah kembali muncul sebagai cagub. Kali ini dia akan bertarung dengan Gus Ipul yang juga berstatus cagub.

Data riset yang diungkap Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Bangkalan, Mochtar W Oetomo, menyebutkan, dari 900 calon pemilih Pilkada Jatim di 38 kabupaten dan kota, 48 persen adalah pemilih "galau" atau "swing voters", sementara 28 persennya menyatakan belum menentukan pilihan.

"Jadi ada 76 persen pemilih pilkada Jatim yang belum memastikan diri akan memilih 2 nama yang sudah ada, salah satu alasannya jenuh dengan 2 nama yang muncul," katanya dalam diskusi panel Pilkada Jatim di Era Milenial di Surabaya, Kamis (26/10/2017).

Baca juga: Pilkada Jatim, Komentar Emil Dardak soal Peringatan PDI-P

Apalagi menurut dia, sampai saat ini kedua cagub yang muncul belum melakukan kontestasi gagasan pembangunan dan perubahan yang akan dilakukan. "Yang ada sekarang, kedua kubu cagub saling pamer kekuatan partai pengusung. Ini yang membuat para calon pemilih bertambah jenuh," ucapnya.

Dia khawatir, jika tidak segera dimulai kontestasi gagasan dan ide pembangunan Jatim oleh 2 cagub yang sudah muncul, maka prosentase swing voter dan pemilih yang belum menentukan pilihan akan bertambah tinggi, yang puncaknya nanti jumlah golput akan tinggi di Pilkada Jatim.