Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Dibangunnya Dua Tugu Nama di Gunung Bromo

Kompas.com - 14/10/2017, 19:00 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Dua tugu nama di kaldera Gunung Bromo, Jawa Timur, yang dibangun oleh pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diprotes.

Pasalnya, keberadaan dua tugu nama itu dinilai merusak lautan pasir yang merupakan kawasan konservasi alam dan merusak pemandangan lautan pasir yang merupakan objek wisata alam.

Kepala TNBTS John Kennedie mengungkapkan alasan dibangunnya dua tugu nama di kaldera Gunung Bromo, Jawa Timur. 

Pembangunan tugu nama di lautan pasir dan di padang sabana bukit teletubbies itu merupakan upaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana di kawasan itu karena Gunung Bromo masuk dalam daftar 10 destinasi wisata prioritas.

"Bromo itu kan 10 destinasi wisata untuk meningkatkan pengunjung sampai 1 juta. Maka kami perlu meningkatkan sarana dan prasarana," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2017).

Selain itu, pembangunan dua tugu nama itu diharapkan bisa menjadi spot foto baru bagi pengunjung.

(Baca juga: Dianggap Penghamburan Uang, Tugu Nama di Gunung Bromo Diprotes)

John menganggap, kritik terhadap pembangunan tugu nama itu adalah hal biasa. Menurut dia, wajar saja jika muncul perbedaan pandangan soal estetika.

"Kalau dilihat dari sudut pandang estetika kan macam-macam. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang jelek," ucapnya.

Namun demikian, dia membantah bahwa keberadaan tugu nama itu mengganggu upaya konservasi yang ada di lokasi lautan pasir.

"Kalau dari segi konservasi, yang penting tidak merusak ekosistem," tegasnya.

(Baca selengkapnya: Tugu Nama di Gunung Bromo Diprotes, Apa Jawaban Pengelola TNBTS?)

 

 

Kompas TV Sajian seni tari yang bersanding dengan alam menjadi konsep Festival Eksotika Bromo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com