Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugu Nama di Gunung Bromo Diprotes, Apa Jawaban Pengelola TNBTS?

Kompas.com - 14/10/2017, 17:42 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pembangunan tugu nama di kaldera Gunung Bromo, Jawa Timur, oleh pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menuai protes.

Tugu itu dianggap merusak lautan pasir yang merupakan kawasan konservasi alam. Keberadaannya juga dianggap merusak pemandangan lautan pasir yang merupakan objek wisata alam.

Apa tanggapan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?

Kepala TNBTS John Kennedie menilai, protes dan kritik terkait pembangunan tugu nama itu adalah hal biasa. Menurut dia, wajar saja jika muncul perbedaan pandangan soal estetika.

"Kalau dilihat dari sudut pandang estetika kan macam-macam. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang jelek," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2017).

(Baca juga: Dianggap Penghamburan Uang, Tugu Nama di Gunung Bromo Diprotes)

Namun demikian, dia membantah bahwa keberadaan tugu nama itu mengganggu upaya konservasi yang ada di lokasi lautan pasir.

"Kalau dari segi konservasi, yang penting tidak merusak ekosistem," tegasnya.

Menurut John pula, pembangunan dua tugu yang menuai protes itu sudah pernah dibahas sebelumnya. John menyebutkan, semua pihak yang berkepentingan tidak menolak rencana pembangunannya.

"Sebelum pemasangan, kami kan ada sambung rasa. Dari perencanaan, kami sudah mengundang semua pemangku kepentingan," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, dua tugu nama muncul di kaldera Gunung Bromo. Tugu nama pertama terletak di lautan pasir dekat kawah Bromo. Tugu berbentuk memanjang itu bertuliskan "The Sea of Sand Bromo Tengger Semeru".

Tugu nama lainnya berada di padang sabana bukit teletubbies dengan tulisan "Bukit Teletubbies Bromo Tengger Semeru".

Dua tugu nama itu menuai protes karena dianggap tidak ramah konservasi dan pemandangan alam.

 

Kompas TV Ribuan warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, Jawa Timur, menggelar upacara Yadnya Kasada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com