Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petir, Desa Ramah Penyandang Gangguan Jiwa

Kompas.com - 12/10/2017, 15:54 WIB
Markus Yuwono,
Reni Susanti

Tim Redaksi

“Yang perlu dipikirkan bagaimana setelah sembuh, mereka harus diberikan kegiatan. Saat ini kita tengah berkoordinasi dengan DKP (Dinas Kelautan Perikanan) untuk memberikan bantuan budidaya lele," katanya.

"Mudah-mudahan tahun 2018 mendatang bisa. Tidak hanya untuk orang yang sudah sembuh tetapi keluarga yang masih merawat,” bebernya.

Kelola Kambing

Untuk membuktikan klaim kesembuhan ODGJ, Kompas.com mengunjungi salah seorang yang sudah sembuh.

Dia adalah Suryono. Pria 32 tahun ini tampak asyik bersama kedua orangtuanya Perwito Sentono dan Tuginah duduk di ruang tamu. Rumah yang sederhana, berbentuk limasan dan berada di Dusun Dadapan.

Ia tidak terlihat canggung saat dikunjungi beberapa orang bersama Kepala Dusun Deni Sunarwan. Meski beberapa cerita masa lalunya tak lagi diingatnya, namun dia masih bisa menceritakan mengenai pekerjaannya.

“Dulu saya kerja di Jakarta tetapi hanya sebulan, setelah itu di Jogja,” ucapnya.

Setiap beberapa hari sekali ada kunjungan dari dokter dan perangkat desa. Setiap hari dirinya pergi ke ladang dan mencari rumput untuk ketiga ekor kambingnya. DIrinya pun sudah menjual beberapa ekor kambingnya beberapa waktu lalu.

“Kapan itu saya jual satu harganya Rp 500.000. Sekarang (musim kemarau) sulit mencari pakan, harus beli satu ikatnya Rp 5.000,” ujarnya.

Sang ibu, Tuginah mengatakan, sebelum dirawat, Suryono sering mengeluh pusing dan berhenti dari pekerjaannya sebagai penjahit di Gedongkuning, Yogyakarta. “Setiap hari dia mengeluh pusing, tetapi tidak mau diberi obat atau diajak ke rumah sakit,” tuturnya.

Saat itu perkembangan anak ke-6 dari 8 bersaudara itu semakin mengkhawatirkan. Setiap petang Suryono sering menyendiri dan pergi ke lapangan sepakbola hanya untuk melamun. Dirinya pun langsung melaporkan ke pihak desa, lalu dibawa ke RS Grasia.

Tuginah mengaku, saat itu ia khawatir anaknya dibawa ke rumah sakit. Namun setelah dirawat selama seminggu anaknya sudah menunjukan perkembangan yang baik. Bahkan saat ini Suryono sudah seperti pemuda pada umumnya.

“Saat ini sudah baik. Dia masih mengkonsumsi obat pagi dan sore,” imbuhnya.

Untuk memudahkan mengingat jadwal minum obat yang diperoleh secara gratis, tumpukan obat diletakkan di papan kecil yang dipaku di antara tiang rumah. Setiap bulan dirinya memperoleh paket obat dari pemerintah. 

Kompas TV Polisi akan Tes Kejiwaan Pemilik Situs Nikahsirri.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com