Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Berstatus Awas, Wisawatan Jangan Nekat ke Puncak Gunung Agung

Kompas.com - 09/10/2017, 14:24 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga atau wisatawan agar tidak mendaki ke puncak Gunung Agung. Imbauan ini menyusul aksi nekat yang diduga dilakukan wisatawan asing Karl Kadouri. 

Melalui akun Facebook, "Karl Kaddouri" mengunggah video yang memperlihatkan kondisi kawah Gunung Agung. Video diunggah pada Jumat (6/10/2017) dan menjadi viral di media sosial.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tindakan tersebut merupakan pelanggaran. Karena berani mendaki ke puncak padahal sudah ditetapkan sebagai zona bahaya.

"Sangat berbahaya karena dapat tiba-tiba terjadi letusan. Berbahaya bagi orang tersebut maupun bagi tim SAR jika terjadi letusan dan diketahui ada yang menjadi korban di puncak kawah," ujar Sutopo, Senin (9/10/2017).

(Baca juga: Kisah Jono dan Joni, Dua Anjing Pemandu Pendaki di Gunung Agung)

Sutopo mengatakan, keluarnya asap sebagaimana yang terlihat di video yang diunggah mengindikasikan adanya pemanasan ke permukaan. Ketebalan asap menandakan proses degassing lebih intensif.

Warna putih mengindikasikan adanya dominasi air (yang dipanaskan). Suara seperti pesawat mengindikasikan tekanan yang tinggi.

Air yang keluar ke kawah lewat lapangan solfatara mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat naiknya magma mendekati permukaan.

"Artinya sangat berbahaya di dekat kawah Gunung Agung," ucap Sutopo.

Sementara itu, Kabid Mitigasi PVMBG Gede Suatika mengatakan, kondisi Gunung Agung masih kritis sehingga statusnya masih berada pada level IV (awas).

"Sampai hari ini Gunung Agung masih kritis, radius 9 km dari kawah dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km," kata Suantika.

Berdasarkan perhitungan pada Senin (9/20/2017) pukul 00.00 - 12.00 Wita, telah terjadi 223 kali gempa vulkanik dalam, 123 kali vulkanik dangkal dan 14 kali tektonik lokal. 

Kompas TV Pada Sabtu (7/10), Gunung Agung sempat mengeluarkan asap solfatar hingga ketinggian 1.500 meter.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com