Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Tidak Bisa Berenang, Santri Cilik Tewas Tenggelam

Kompas.com - 24/09/2017, 18:25 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Muhamad Syafaul Mustajib (8), ditemukan tewas tenggelam di kolam renang Polaris yang terletak di Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Demak, Minggu (24/9/2017).

Seorang santri Ponpes Roudlotul Quran, Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam itu diduga tidak bisa berenang, sehingga tenggelam saat bermain air di kedalaman dua meter.

"Iya mas, ada santri tenggelam. Kejadiannya tadi pagi pukul 09.30 WIB, " kata Kompol Sutomo, Kepala Bagian Operasional Polres Demak.

Dari keterangan sejumlah saksi mata, kata Sutomo, korban bersama 15 rekannya satu pondok, bersama-sama pergi ke Polaris untuk berenang. Rombongan santri cilik itu juga ditemani oleh guru pondoknya.

(Baca: Kapal Tenggelam, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Pulau Bidadari)

"Nah, guru pendampingnya ini sudah wanti-wanti (memperingatkan) kepada para santrinya agar berenang di kolam khusus anak-anak, bukan di kolam renang untuk orang dewasa," kata dia.

Selang beberapa menit kemudian, saat teman-temannya bermain air di kolam anak-anak, korban tiba-tiba sudah tenggelam di kolam khusus dewasa.

Mengetahui ada pengunjung yang tenggelam, petugas keamanan kolam renang Polaris dibantu guru pendamping segera melakukan pertolongan.

Korban selanjutnya dilarikan ke RSI NU Jogoloyo, Demak untuk mendapatkan pertolongan medis. Akan tetapi karena kondisinya sudah parah, nyawa santri itu tak tertolong lagi.

"Hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan di tubuh korban. Kematian korban diduga karena tenggelam, dengan kondisi paru paru penuh terisi air," ucap Sutomo.

"Orang tua maupun guru yang membawa anak anak bermain air di kolam renang, agar benar benar menjaga anaknya. Pengawasan harus lebih ketat lagi, agar kejadian anak tewas tenggelam ini tidak terulang," kata Sutomo mengingatkan.

Kompas TV Diduga tenggelamnya KM Fungka Permata 3 berawal dari mesin pompa yang rusak dan masuknya air laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com