Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Mengeluh soal Insentif, Gubernur Keluarkan Rp 10 Juta dari Kantong

Kompas.com - 14/09/2017, 14:32 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Saat melakukan kunjungan kerja ke SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, Kamis (14/9/2017), Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menerima keluhan dari sejumlah guru honorer yang dana insentifnya belum cair sejak Januari 2017.

Spontan, gubernur yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha itu menelepon pihak terkait anggaran dan mendapat penjelasan. Dana itu akan cair melalui anggaran perubahan tahun ini.

Dia lantas mengeluarkan segopok uang pribadinya senilai Rp 10 juta untuk dibagikan pada 10 para guru honorer di salah satu SMA favorit di Kalimantan Tengah itu.

"Ini buat yang guru honorer saja ya," kata Sugianto.

Gubernur yang memang dikenal dermawan ini mengelak menjawab pertanyaan masalah keterlambatan ini terkait aturan pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan SMA/SMK ke pemerintah provinsi.

"Saya tahu ini urusan provinsi, siapa yang bilang kabupaten," kata dia.

Dia hanya menyebut, sebagai daerah yang kaya sumber daya alam, seharusnya masalah pembayaran insentif pegawai tak tertunda.

"Kita itu pembayaran guru honor saja terlambat, padahal kaya. Kaya sumber daya, tapi miskin. Mestinya, kalau melihat sumber daya alam, tiap bulan bisa bayar guru honorer, perawat, bidan," ujar mantan anggota DPR-RI periode 2009-2014 ini.

Dia menegaskan, pihaknya fokus membuat kebijakan untuk menambah pundi-pundi daerah agar mampu membiayai kebutuhan pembangunan, termasuk honor pegawai.

"Aku ini cuma mengejar duit (PAD) dan kebijakannya. Agar tiap bulan membayar tepat waktu. Ini kan sudah ada tanda-tanda PAD kita pasti meningkat," kata dia.

Niki Kasmiri, salah seorang guru honorer di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, menuturkan pembayaran honor mereka tetap lancar. Dia mereka sampaikan ke gubernur hanya janji isentif dari pemerintah provinsi yang akan diberikan, sejak kewenangan pengelolaan SMA/SMK diambil alih provinsi.

"Dana insentif itu dari bulan Januari belum keluar sampai sekarang," kata guru mata pelajaran Kimia yang sudah mengajar selama enam tahun itu.

Dia mengatakan, sebagai guru non-PNS, ia menerima honor dari sekolah Rp10.000 per jam mengajar. Bila mengajar 30 jam per minggu, ditambah honor tetap Rp 300.000, dia memperoleh Rp 1,5 juta per bulan.

"Insentif Rp 650.000 sebulan, kalau honor tetap dari sekolah," tuturnya.

Tak hanya pada guru honorer, Gubernur Sugianto Sabran juga memberikan sumbangan untuk kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dari kocek pribadinya sebesar Rp 25 juta, dan pada dua orang siswa, masing-masing Rp 2 juta pada siswa teladan dalam berperilaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com