Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Berharap Para Mantan Teroris Dibantu

Kompas.com - 20/08/2017, 19:37 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

Desa Tenggulun di Kecamatan Solokuro, Lamongan, sempat menjadi perbincangan publik di Indonesia pada medio 2002.

Tepatnya, setelah dua ledakan bom mengguncang Paddy's Pub dan Sari Club (SC) yang berada di Jalan Legian, Kuta, Bali.

Lantaran beberapa pelaku dari aksi teror tersebut diketahui berasal dari Solokuro, di antaranya adalah Amrozi bin Nurhasyim dan Imam Samudra alias Abdul Aziz.

"Itu hanya bagian dari masa lalu. Dan kini, kami semua sudah sadar bila hal itu sebuah kesalahan besar dan hanya merugikan bangsa sendiri. Makanya saya dan teman-teman kemudian mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian ini, dan mendapat pengakuan dari Menkumham pada 29 November 2016," jelasnya.

Dalam Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi mengajak para mantan teroris dan eks kombatan untuk kembali ke dalam jalur yang benar bersama NKRI.

"Untuk saat ini, anggotanya ada 87 orang. Kalau dari Lamongan ada sebanyak 37 orang, sedangkan yang masih ditahan di Lapas Porong ada sebanyak empat orang. Dan saya kira, jumlah ini masih kecil prosentasenya, makanya saya ingin lebih banyak lagi mengajak para mantan teroris untuk bergabung dan kembali dalam NKRI," kata Ali.

Ali menambahkan, persoalan untuk bisa memerangi terorisme di Indonesia memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan kerja sama dari semua pihak agar mereka berkenan kembali kepada jalan yang benar.

"Akar terorisme tidak tunggal, tapi banyak. Oleh karenanya, penangananannya tidak boleh tunggal, harus banyak aspek perspektif dan metodologi. Kalau metodologi, kita tahu radikalisasi bukan tunggal tapi berantai. Oleh karenanya harus dilawan dengan program deradikalisasi yang komprehensif dan kemudian terukur yang produktif," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com