Sang ibu pun menceritakan, Jumiati tidak senang dengan perceraian dirinya dan Purwanto ayahnya. Ketika itu terjadi, Jumiati sudah berada di bangku kelas 1 SMP. Jumiati mengakui anaknya ini dulu memang dekat dengan bapaknya, dan paling terpukul dengan perceraian itu.
"Kami (keluarga) enggak sakit hati. (Tapi) dia sakit hati," ungkap Sarnin.
(Baca juga: Senyum Yanto Setelah Lepas dari Pasung)
Jumiati sendiri terlihat normal. Ia mau menjawab satu dua pertanyaan tamu dan wartawan. Ia juga tampak senang saat difoto. Namun, saat disinggung soal perangainya yang kadang menakutkan itu, ia tak merasa melakukannya.
Kasus pemasungan ini diketahui oleh Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat. Nur Aini, Kepala Dinas Sosial Kotawaringin Barat menyatakan, pemerintah daerah akan mengambil alih penanganan Jumiati.
Jumiati, sambung Nur Aini, mengalami gangguan kejiwaan. Karena itu pihaknya berkoordinasi dengan rumah sakit dan Dinas Kesehatan.
"Kalau ditetapkan sebagai pasien yang harus kita rujuk, ya kita rujuk ke Banjarmasin. Kalau harus dirawat di sini kami persilakan paramedis merawat di sini," kata Nur Aini.
Dinas Sosial Kotawaringin Barat pun langsung mendaftarkan Jumiati dan keluarganya sebagai peserta BPJS untuk membantu biaya perawatannya. Nur Aini pun meminta, warga, lurah dan camat proaktif melaporkan kasus pemasungan yang mungkin terjadi di wilayahnya.
"Tahun 2017 seharusnya tahun bebas pasung," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.