Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penganiayaan Berujung Kematian, Seorang Anggota TNI Diperiksa

Kompas.com - 21/07/2017, 22:46 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengakui pihaknya telah memeriksa seseorang oknum aparat yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus penganiayaan awak bus PO Bhineka yang berujung pada kematian Riyan (21). Namun, pemeriksaan tersebut bukanlah sebagai tersangka, melainkan sebagai saksi.

“Ya, kemarin sempat kami mintai keterangan di sini sementara saja, sebagai saksi. Untuk kepastian apakah yang bersangkutan sejauh mana keterlibatannya, kami tidak bisa lebih dalam. Nanti silahkan teman-teman wartawan bertanya pada Denpom 3 Cirebon,” ucap Vivid, Jumat (21/7/2017).

Vivid menegaskan, dalam kejadian ini dirinya hanya memiliki kewenangan menangani kasus yang melibatkan sipil atau masyarakat umum. Sedangkan, pemeriksaan dugaan oknum adalah bukan kewenangannya, melainkan Denpom 3 Cirebon.

Keterlibatan anggota TNI itu keluar dari kesaksian S, salah seorang korban yang sempat kritis dan dirawat di rumah sakit. Selain itu, pihak keluarga Riyan juga menunjukkan gambar adanya seseorang yang berpakaian loreng.

Baca juga: ?Baru Ditinggal Ibu Kandung, Sekarang Calon Suami...

Di hadapan sejumlah awak media, seorang kerabat keluarga Riyan menunjukan beberapa gambar. Yang pertama, gambar seorang warga berpakaian loreng menghadapi korban yang berusaha menutup muka dan kepalanya.

Kedua, gambar seorang warga menghadap kamera dengan memegang kepala korban yang menunjukan ekpresi kesakitan dan ketakutan. Dan ketiga, berisi gambar Riyan dengan luka diwajah usai penganiayaan dan hendak dijemput keluarga.

“Foto-foto ini kami terima dan sudah kami serahkan pada polisi untuk diusut tuntas. Tapi maaf, kami tidak dapat memberikan keterangan dari siapa foto ini berasal,” kata dia.

Sementara sejumlah petugas kepolisian Resor Cirebon Kota bersama Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu sendiri membongkar makam dan mengotopsi jenazah Riyan di tempat pemakaman umum Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jumat (21/7/2017).

Kesaksian korban

Sebelumnya pada Rabu (19/7/2017), Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar bersama jajarannya  sempat menjenguk korban S, yang sempat kritis dan dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

Selain melihat kondisi korban dan juga berusaha menggali keterangan dari S.

S sendiri mengungkapkan seluruh kronologis sejak awal hingga akhir peristiwa yang dialaminya pada Senin diri hari sekitar pukul 03.00 WIB (16/7/2017).

Baca juga: Buntut Adu Salip, Seorang Pemuda Tewas Dianiaya Awak Bus

Awalnya, S dan R yang membawa motor masing-masing, terlibat saling salip dengan bus Bhineka yang melaju kencang di pantura. Saat hendak mengisi bensin di Plumbon, seseorang melemparkan barang yang mengenai dirinya. S mengaku tidak terima dan mengejar bus. Saat berhenti menurunkan penumpang, S melemparkan batu ke arah bus yang mengenai bodi sisi kiri.

“Saya yang lempar batu dan saya kabur. Saya tidak tahu Riyan ketangkep,” ungkapnya.

Senin pagi, S datang ke kantor PO Bus Bhineka memenuhi panggilan Riyan, sekaligus hendak meminta maaf pada pihak bus.

Namun, baru mengucap salam, mengenalkan diri, dan meminta maaf,  S mengaku langsung diseret dan dipukuli sejumlah orang yang ada di tempat.

“Sampai situ saya jam 08.00 pagi, sopir-sopir sudah banyak, (oknum) tentara sudah ada. 'Saya assalamualaikum, saya S yang melempar batu, saya mau minta maaf', tiba-tiba saya langsung diseret, dipukuli berkali-kali, oleh banyak orang, sampai diseret ke belakang. Pakai tangan, pakai balok, dan jempol kaki saya diinjak pakai ujung kursi besi terus diduduki,” ungkap S di ruangan yang juga dipenuhi sejumlah awak media.

Dia mengaku diianiaya sejak tiba hingga sekitar 12.00 WIB. “Mobil (sopir dan kernet) datang, pukul lagi, pukul lagi, pukul lagi hingga selesai sekitar jam 12an. Kemudian saya diantar ke rumah, karena sudah tidak bisa apa-apa pak, muntah-muntah darah,” kata S.

Pasca mendengar kesaksian tersebut, Kamis (20/7/2017), sejumlah awak media berusaha mengonfirmasi pada pihak Datasemen Polisi Militer (Denpom) 3 Cirebon di Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, terkait dugaan keterlibatan oknum TNI pada kasus penganiayaan itu.

Namun, salah satu petugas menyampaikan, belum mengetahui kasus tersebut, dan menyarankan untuk meminta keterangan lebih lanjut pada polisi.

Kompas TV Diduga Anaknya Dianiaya, Jeremy Laporkan Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com