Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Orangtua soal Kegemaran Afi Baca Buku meski Hanya Pinjam di Perpustakaan

Kompas.com - 03/06/2017, 09:37 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com -  Sejak kecil, Asa Firda Inayah alias Afi memang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan teman-teman seusianya.

Hal itu diceritakan Wahyudi (47), ayah kandung Afi, kepada Kompas.com, Jumat (2/6/2017). Menurut Wahyudi, Afi kecil cenderung pendiam dan jarang berbicara dengan teman-teman sepermainannya.

"Dia jarang berinteraksi. Saat teman-temannya guyon, bercerita, Afi lebih banyak diam. Saat dia lahir, perekonomian kami tidak sebaik sekarang. Dia lahir dengan keprihatinan," kata Wahyudi yang bekerja sebagai penjual cilok keliling.

Selain itu, Wahyudi mengatakan, jika punya kemauan, Afi sulit sekali ditaklukkan. Pernah saat membeli baju walaupun sudah keliling di lima toko, tetapi masih belum ada yang cocok untuk anak pertamanya itu.

"Dia pemilih dan selektif sekali untuk dirinya sendiri. Kalau sudah ada maunya susah diarahkan. Kalau pilihannya itu ya sudah itu," kata wahyudi.

Walaupun hidup dengan keluarga sederhana, Wahyudi selalu menekankan kepada anaknya untuk berani bermimpi untuk mewujudkan cita-citanya dan menjadikan pendidikan sebagai hal utama.

Dia juga membebaskan anaknya membaca buku kapan saja dan tidak pernah membatasi buku bacaan yang dibaca.

Baca: Pesan Ayah untuk Afi, Jangan Berhenti Menulis

Karena tidak mampu membeli buku karena harganya mahal, menurut Wahyudi anaknya lebih sering meminjam buku ke perpustakaan sekolah. Dia juga sering mengingatkan Afi untuk tidak lupa membaca buku-buku yang dipinjam.

"Saya bilang buku yang dipinjam itu ya dibaca kan sayang kalau cuma dibiarkan. Saya juga sering bilang Nduk kalu kamu ingin sekolah, kamu harus melihat kondisi orang tua seperti ini," kata Wahyudi.

"Saya bilang, kamu harus berjuang sendiri. Harus rajin belajar biar pintar. Nanti pasti akan banyak jalan. Banyak orang-orang hebat yang lahir dari keluarga sederhana jadi orang super. Tidak menutup kemungkinan anak saya juga seperti itu. Ibarat katanya mimpi, tapi harus diwujudkan," lanjutnya.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Asa Firda Nihaya, pemilik akun Afi Nihaya Faradisa, remaja asal Banyuwangi yang tulisannya viral di media sosial
Hal yang sama diceritakan Sumarti, ibu kandung Afi kepada Kompas.com. Menurutnya, sifat selektif yang dimiliki Afi menurun darinya.

"Afi sama kayak saya, suka pilih-pilih kalau pingin sesuatu. Kalau cocok ya harus," katanya sambil tersenyum.

Di mata Sumarti, masa kecil Afi tidak ada yang istimewa. Afi tumbuh seperti anak kebanyakan hanya cenderung pendiam dan lebih suka berdiam diri di dalam kamar untuk membaca buku dan menulis. Dia mengatakan tidak tahu persis apa yang ditulis Afi selama ini.

Baca: Afi: Pancasila Diamalkan Sebagai Kebutuhan, Bukan karena Takut

Dia hanya mendengar dari televisi dan cerita orang-orang disekitarnya. Afi juga tidak pernah cerita detail tentang aktivitasnya menulis selama ini kepada ibunya.

Apalagi sejak 2 tahun terakhir ini, penglihatan Sumarti tidak berfungsi normal karena menderita glukoma. Otomatis, Sumarti lebih banyak beristirahat sambil mengurus rumah.

Sumarti ingin Afi menjadi orang sukses, tidak seperti dirinya yang hanya lulusan SD. Sumarti menceritakan, sejak kecil ia ditinggal orangtua sehingga tidak bisa meneruskan sekolah sampai kuliah karena tak ada biaya.

"Saya ingin Afi jadi orang yang sukses walaupun orang tuanya kayak gini. Jangan seperti saya yang tidak sekolah. Saya bangga dan senang. Walaupun Afi anaknya orang desa tapi kok ya bisa seperti ini. Seperti orang kaya dan orang berpangkat," jelasnya.

Baca: Cerita Sang Ayah Menunggu di Luar Saat Afi Ngobrol dengan Jokowi-JK

Saat tahu anaknya terkenal karena tulisan-tulisannya di media sosial dan menjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat, Sumarti mengaku sempat khawatir akan banyak orang yang memusuhi Afi. Namun,dia berpesan agar afi terus membaca dan tidak berhenti menulis dalam keadaan apapun.

"Tapi saya bilang kepada dia hati-hati kalau menulis jangan sampai menyinggung perasaan orang lain," jelasnya.

Dia juga berharap yang terbaik untuk Afi dan membebaskan Afi untuk melanjutkan sekolah di mana saja walaupun Afi harus tinggal di luar kota.

"Yang penting dia bermanfaat buat orang lain dan bisa jaga sikap. Orang tua hanya bisa mendoakan," pungkasnya.

Kompas TV Asa Firda Inayah menjelaskan pemahamannya soal mayoritas dan minoritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com