"Masjid ini dibangun mulai tanggal 7 bulan 7 tahun 2005, tepat jam 07.00 WIB," urainya.
Proses pembangunanya dilakukan secara manual dan tidak menggunakan alat berat. Bahkan untuk membuat sembilan kubah di bagian atas dilakukan oleh tenaga manusia. Proses pembangunanya selesai tahun 2007 dan diresmikan pada Agustus oleh Gubernur DIY, sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB X.
"Masjid ini bisa menampung hingga sekitar 200 jemaah," ucapnya.
Sebenarnya, lanjut Slamet, Masjid An Nurumi ini sama seperti masjid biasanya, hanya yang membedakan kubah di bagian atasnya. Jumlah kubah di atas ada sembilan. Tinggi kubah yang di tengah sekitar 26,5 meter, sedangkan delapan lainnya enam meter.
"Sembilan kubah ini menurut Ibu (Umi Nursalim) untuk mengenang bahwa dulu agama Islam disyiarkan di Tanah Jawa itu oleh sembilan wali," bebernya.
Selain kubah, terdapat keunikan lainnya dari masjid tersebut, yakni di bagian dalam tepatnya di langit-langit terdapat lima rongga memanjang ke atas. Di dalam rongga yang merupakan bagian dari kubah tersebut terdapat ornamen kaligrafi bertuliskan asmaul khusna.
"Yang di atas ini (rongga di langit-langit) ada kaligrafi bertuliskan asmaul khusna. Ini dulu yang menulis anak panti asuhan dari Temanggung," tandasnya.
Dikunjungi turis asing
Lokasi Masjid An Nurumi dapat dikatakan sangat strategis karena berada tepat di pinggir jalan Solo Km 15, Candisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Selain oleh warga sekitar, masjid ini juga digunakan untuk shalat pelancong yang melewati jalur itu.
"Pengguna jalan banyak juga yang singgah untuk menjalankan ibadah shalat di sini. Ya, karena lokasinya memang tepat di tepi jalan besar," ujarnya.
Baca juga: Ramadhan, Masjid Islamic Center Lhokseumawe Bagi-bagi Bubur Kanji Rumbi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.