KOMPAS.com - Seorang kakek berusia 70 tahun menikahi seorang gadis berusia 25 tahun di Bone, Sulawesi Selatan. Tak hanya usia yang terpaut jauh, nilai maharnya juga terbilang fantastis karena mencapai Rp 1 miliar.
Kabar gembira ini menjadi salah satu berita terpopuler di rubrik Regional Kompas.com sepanjang hari kemarin.
Selain itu, daftar berita terpopuler juga diisi oleh cerita anggota DPRD Kabupaten Bone yang ditemukan tewas di dalam mobilnya setelah berusaha menghindari amukan massa. Dia kabur setelah menabrak lari seseorang.
Masih dari Bone, dua anggota legislatif terlibat duel saat menghadiri pemakaman salah seorang tokoh masyarakat di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Keduanya berduel karena saling tersinggung terkait pembangunan waduk yang proses pembebasan lahannya diduga dikorupsi oleh sejumlah pejabat setempat.
(Baca selengkapnya: Sedang Hadiri Pemakaman, Dua Anggota Legislatif Malah Terlibat Duel di Kuburan)
Berikut 5 berita terpopuler dari seantero Nusantara yang tak boleh Anda lewatkan:
1. Kakek 70 Tahun Nikahi Gadis 25 Tahun dengan Mahar Lebih Rp 1 Miliar
Mempelai pria berusia 70 tahun sementara mempelai wanita berusia 25 tahun. Mahar mempelai mempelai wanita juga cukup menghebohkan dengan jumlah total lebih dari Rp 1 miliar.
Ijab kabul antara Tajuddin Kammisi (70) dengan pasangannya Andi Fitri (25) itu terjadi pada Sabtu (22/4/2017) pukul 14.30 di hadapan penghulu Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Dalam ijab kabul tersebut turut disebutkan jumlah mahar mempelai wanita yakni uang tunai Rp 150 juta, perhiasan emas 200 gram serta mobil mewah dan rumah permanen.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Kisah Pemuda 24 Tahun di Madiun yang Menikah dengan Nenek 67 Tahun
2. Lolos dari Kejaran Massa Setelah Menabrak, Anggota DPRD Tewas di Bawah Pohon
Korban sebelumnya terlibat tabrakan di jalan raya dan kabur menghindari amukan massa.
Peristiwa yang terjadi pada pukul 15.25 Wita, Minggu, (23/4/2017) itu, bermula saat korban, Andi Sulam Mangampara sedang mengendarai mobil dinas bernomor polisi DW 282 A dan menabrak seorang pejalan kaki, Husni Tahang di Jalan Raya Panyula, Kelurahan Panyula, Kecamatan Taneteriatang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Warga setempat yang geram kemudian hendak menghakimi korban.
"Ada orang yang dia tabrak tapi dia lari dikejar sama warga," kata Andi Arham, salah seorang kerabat korban.
Korban berupaya menghindari amukan warga dengan memacu mobil dinasnya namun nahas korban kembali menabrak sepeda motor bernomor polisi DW 3416 AJ yang melaju dari arah berlawanan.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Anggota DPRD Tepergok Mesum dengan Gadis 17 Tahun di Mobil Dinasnya
3. Ini Foto-foto Kecelakaan Beruntun di Puncak yang Tewaskan 4 Orang
Kecelakaan hebat ini mengakibatkan empat orang tewas dan enam orang terluka.
Korban tewas atas nama Okta Riyansyah Purnama Putra (26), warga Kecamatan Sematang Borong, Kota Palembang; Jainudin, warga Kecamatan Sinar Galih, Kabupaten Bogor; Dadang (45), warga Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor; dan Diana Simatupang (24), warga Tangerang
Polisi telah menetapkan sopir bus pariwisata sebagai tersangka dalam kecelakaan ini. Sopir bus pariwisata berinisial BH (51) itu ternyata tak mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Sopir Bus Maut yang Kecelakaan di Megamendung Puncak Tak Memiliki SIM dan TOPIK "Tabrakan Maut di Megamendung Puncak"
4. Bupati Dedi Hukum Camat dan Kades untuk Berikan Honor atau Nikahi Nenek 87 Tahun
Dedi pun langsung menelusuri kenapa bisa janda ini tidak menerima bantuan beras perelek salah satu program daerahnya.
"Saya langsung tanya camat dan kepala desanya. Kenapa ada warga miskin seperti Nek Sahen ini tak terdata dan tak menerima bantuan beras Perelek. Saya pun menghukum camat dan kades karena teledor, tiga bulan honornya untuk diberikan ke Nek Sahen, atau segera nikahi nenek ini. Silakan pilih, mau pilih yang mana?" ungkap Dedi yang langsung memanggil bawahannya tersebut ke lokasi ditemukan Nek Sahen.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Mengaku Dijebak Bekerja di Spa, Gadis Purwakarta Mengadu ke Dedi Mulyadi
5. Soal Jet Pribadi, Bendahara Golkar Sebut Menyewa Rp 665 Juta Per Bulan
Saat itu, Sudikerta menyebut pesawat seharga Rp 250 miliar itu milik Setya Novanto, Ketua Umum DPP Partai Golkar. Namun, Sudikerta kemudian meralat penjelasannya dan menyatakan pesawat itu milik Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Robert Joppy Kardinal.
Sementara, saat dikonfirmasi oleh Tribun Bali, Bendahara Umum DPP Golkar, Robert Joppy Kardinal membantah memiliki pesawat tersebut.
Ia mengatakan, dirinya hanya menyewa pesawat tersebut dari sebuah perusahaan persewaan pesawat di Kanada.
"Itu bukan milik pribadi siapa-siapa, itu saya sewa atau leasing dari perusahaan Kanada," kata Kardinal saat dihubungi dari Denpasar, Sabtu (22/4/2017).
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Upacara Penyucian Digelar untuk Jet Pribadi Baru Milik Setya Novanto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.