Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Anaknya Bisa Sekolah, Ibu Ini Terus Mengayun Martil...

Kompas.com - 21/04/2017, 07:00 WIB
Sukoco

Penulis

Sementara anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar lebih sering pergi memancing di sungai atau pantai untu mencari tambahan lauk makan. Yang lain menemaninya mengayun martil memcah batu.

“Upah anak yang SMK bisa buat beli peralatan sekolah, kalau yang mancing dapat ikan bisa buat lauk,” kata Rasna.

Minimnya penghasilan sebagai pemecah batu juga mmebuat Rasna tidak memiliki pilihan untuk memilih tempat tinggal. Dia masih bersyukur ada tetangganya yang baik hati dengan memberikan tumpangan untuk dirinya dan 8 anaknya berteduh di sebuah gubuk beukuran 4X6 meter.

Beberapa bagian dinding rumah dari kayu sudah mulai rapuh, atap dari seng juga sudah mulai menetes karena bocor ketika hujan turun.

Beratnya hidup yang harus dipikul Rasna membuat anak perempuannya nomor 1 lebih memilih hidup di negara Malaysia bersama bapaknya.

“Kalau rumah dipinjami, tidak bayar. Hanya listrik yang bayar sama yang punya rumah,” kata Rasna.

Selama hampir 11 tahun menjadi warga Nunukan dengan bukti memiliki KTP Nunukan, tak sekalipun Rasna menerima bantuan dari pemerintah. Baik itu melalui santunan maupun melalui bantuan iuran BPJS sebagai orang miskin.

Biaya kesehatan bagi anak-anak menurut dia, sangat penting jika suatu saat dibutuhkan mengingat untuk makan saja mereka masih kekurangan.

Satu-satunya orang yang sering memberi bantuan sembako adalah mantan komandan Distrik Militer Nunukan.

”Sudah hampir setahun beliau pindah. Sejak saat itu tidak ada lagi bantuan beras,” ucap Rasna.

Baca juga: Generasi Terakhir Perempuan Dayak Berkuping Panjang

Semua anaknya harus sekolah

Pahitnya hidup serta beratnya beban kerja tak membuat Rasna mengeluh. Menurut dia, semua itu akan hilang dengan sendirinya jika ia melihat anak anaknya menemaninya bekerja atau anak anaknya memahami kesulitan hidup yang dia alami.

Baginya kemiskinan tak menjadi persoalan selama dia bisa mengasuh anak-anaknya. Hidupnya hanya dia dedikasikan untuk anak anaknya agar bisa bersekolah. Sesulit apapun hidup, anak-anaknya harus bersekolah.

“Biarlah hidup susah, saya hanya ingin melihat mereka mencapai cita-cita mereka. Ada yang bercita-cita jadi polisi, ada yang bercita-cita jadi dokter, ada yang bercita-cita jadi tentara,” ujarnya.

Rasna mengaku akan tetap mengayunkan martilnya entah hingga kapan. Namun yang pasti, ke 8 anaknya harus berhasil mencapai cita cita mereka.

Baca juga: Perempuan Aceh Ini Dijuluki Si "Pemburu Darah"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com