Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 04/04/2017, 09:47 WIB
|
EditorErlangga Djumena

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Pantai Sukamade adalah salah satu pantai yang menjadi surga bagi penyu. Hampir sepanjang tahun, penyu mendarat untuk bertelur di pantai yang berjarak sekitar 97 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Di pantai ini terdapat penangkaran penyu.

Dalam satu malam, minimal satu penyu yang naik ke Pantai Sukamade yang berada di Taman Nasional Merubetiri tersebut.

Ada empat jenis penyu yang bisa kita temui di Pantai Sukamade yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu slengkrah (Lepidochelys olivaceae), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae). Namun yang terbanyak adalah jenis Penyu Hijau.

"Setiap malam selalu ada penyu yang naik dan jika beruntung kita bisa melihat penyu bertelur. Tapi namanya alam kita tidak bisa memastikan dan menjanjikan wisatawan untuk melihat penyu bertelur. Untung-untungan," jelas Ardi salah satu ranger  yang bertugas di pantai Sukamade kepada Kompas.com Senin (3/4/2017).

Baca juga: Yose Rela Jual Vespa Kesayangan demi Menangkar Penyu

Petualangan untuk melihat penyu di Pantai Sukamade dimulai jam 20.00 WIB. Senin malam ada dua rombongan wisatawan yang berjumlah tujuh orang yang semuanya adalah wisatawan asing.

Sebelum berangkat ada aturan yang harus dipatuhi oleh wisatawan, antara lain saat masuk kawasan Pantai Sukamade tidak boleh ada cahaya lain kecuali dari senter kecil milik ranger yang mendampingi.

Selain itu, tidak boleh berisik jika ingin berbicara bisa dilakukan dengan berbisik dan juga tidak boleh merokok.

"Untuk yang membawa kamera tolong di-setting agar tidak mengeluarkan lampu blitz karena akan mengganggu penyu yang naik ke pantai, " kata Ardi.

Saat menemukan penyu naik ke pasir, pengunjung hanya diperbolehkan berada di samping dan di bagian belakang penyu. "Jika di depan maka akan mengganggu penyu yang naik ke pasir," jelasnya.

Ada dua waktu penyu naik ke pantai yang pertama adalah antara jam 20.00 WIB sampai jam 23.00 WIB dan yang kedua antara jam 02.00 WIB hingga sebelum matahari terbit. Khusus untuk wisatawan, pengamatan dilakukan pada pukul 20.00 WIB.

Dari resor Sukamade SPTN Wilayah I Sarongan Kabupaten Banyuwangi, wisatawan akan dipandu menuju pantai yang berjarak sekitar 700 meter melewati tengah hutan.

Ardi kemudian meminta semua wisatawan mematikan senter yang dibawa. Suasana seketika hening dan hanya terdengar suara deburan ombak yang cukup memekakkan telinga. Butuh beberapa detik mata beradaptasi dengan kegelapan.

"Silakan menunggu sebentar jika ada penyu yang naik akan dikabari. Agar tidak mengganggu aktivitas penyu lainnya setiap malam hanya satu penyu yang bisa kita lihat," ucapnya.

 

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Pantai Sukamade surganya penyu di Banyuwangi
Ardi bercerita, ketika akan bertelur, penyu betina kembali ke tempat awal dia berasal. Sekali bertelur ada rata rata 100 telur yang akan dikeluarkan.

Pantai Sukamade sendiri memiliki garis pantai sepanjang 2,3 kilometer dengan 34 sektor tempat pendaratan penyu yang masih masing sektor berjarak 100 meter.

Setiap malam petugas akan menyisir garis pantai. Bila menemukan telur penyu, petugas akan mengambil dan memindahkannya ke tempat penangkaran agar selamat dari predator.

Telur penyu butuh dua bulan untuk menetas kemudian penyu kecil atau tukik akan dilepasliarkan kembali ke laut.

Kurang dari 10 menit, Ardi kemudian meminta rombongan berjalan ke arah kanan pantai sekitar satu kilometer tanpa pencahayaan sama sekali. Dibantu cahaya dari senter kecil milik Ardi, wisatawan berdecak kagum melihat penyu besar yang merangkak naik secara perlahan dari laut dengan ombak tinggi dan mengeluarkan suara gemuruh yang cukup keras.

"Kita masih tidak tahu apakah penyu hijau ini bertelur atau hanya sekedar observasi. Semoga kita beruntung," kata Ardi dengan suara pelan.

Baca juga: Dwi Penyu, Perempuan Pejuang Konservasi dari Kalbar

Setelah naik ke pantai sekitar 50 meter, penyu  kemudian berbalik arah dan kembali ke laut lalu hilang masuk kedalam ombak yang tinggi. Sekitar 20 menit, wisatawan melihat proses penyu yang naik ke pantai hingga kembali ke laut.

"Jika bertelur penyu membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk menyelesaikan prosesnya. Tapi penyu ini hanya observasi atau ada juga kemungkinan pasirnya terlalu kering sehingga kalau digali akan mudah ambrol," sebut Ardi.

Sementara ini Anna wisatawan asing asal Belarusia kepada Kompas.com mengatakan, sebenarnya dia berharap bisa menyaksikan secara langsung penyu bertelur tapi jika alam tidak mendukung dia tidak mempermasalahkan.

"Saya tidak masalah tidak melihat penyu bertelur. Dengan melihat penyu yang naik dari laut menuju pantai dan langsung di habitatnya sudah membuat saya senang. Penyunya sangat besar. Amazing," katanya sambil tersenyum.

Dia pun sibuk mengabadikan penyu yang bergerak perlahan menuju ke laut. 

Baca juga: Siswa SD: Kapan Pak Jokowi ke Sukamade? Di Sini Banyak Penyu

Kompas TV Surga Para Penyu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Regional
Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Regional
Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Regional
Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Regional
Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Regional
Dompet Dhuafa dan The Harvest Panen Tambak Gurame di DD Farm Indramayu

Dompet Dhuafa dan The Harvest Panen Tambak Gurame di DD Farm Indramayu

Regional
Kota Makassar Masuk Nominasi Nasional PPD 2023

Kota Makassar Masuk Nominasi Nasional PPD 2023

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke