PONOROGO. KOMPAS.com - Pasca-peristiwa longsor yang menerjang Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (1/4/2017), warga kehilangan harta benda dan juga tempat tinggal. Mereka mengungsi ke lokasi pengungsian atau ke rumah warga lain yang masih bisa ditinggali.
KompasTV mencatat, kondisi pengungsian sangat memprihatinkan. Tak ada alas tidur yang layak dan warga hanya memiliki pakaian yang melekat di tubuh mereka.
Selain itu, para pengungsi juga harus berdesakan tinggal di lokasi pengungsian.
Jumlah korban hilang dalam peristiwa tanah longsor ini bertambah menjadi 28 orang. Proses pencarian korban hilang terus dilakukan oleh petugas BPBD namun mereka menghadapi kendala, beratnya medan pencarian yang berupa tanah miring.
(Baca juga: Detik-detik Mencekam bagi Warga Saat Longsor Terjang Ponorogo)
Sementara itu, seperti dikutip dari Harian Kompas, Minggu (2/4/2017), Kepala BPBD Jawa Timur Sudarmawan mengatakan, tim pencari menemukan sejumlah kendala di lapangan, seperti material longsor yang sangat tebal.
Longsoran lereng itu memanjang sekitar 800 meter dan ketinggian 20 meter. Diperkirakan, 23-35 rumah tertimbun material longsor.
Kendala lain, medan tempat kejadian cukup terjal, berada di lereng pegunungan. Akses jalan menuju ke Desa Banaran sempit dan dibutuhkan waktu tiga jam untuk menempuh jarak 3 kilometer. Kondisi itu diperparah dengan minimnya alat berat.
Pemerintah Provinsi Jatim mengirimkan dua ekskavator dari Unit Pelaksana Teknis Bina Marga Madiun dan diperkirakan baru sampai lokasi pada Minggu pagi.
(Baca juga: 1,5 Jam Menggali, Petugas Temukan Satu Jasad Korban Longsor Ponorogo)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.