Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya dengan Mendengar, Gadis Tuna Netra Ini Hafal Al Quran Sejak Kelas 5 SD

Kompas.com - 27/03/2017, 16:46 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Alunan suara ayat suci al Quran terdengar sayup-sayup dari dalam sebuah rumah. Semakin didekati, suara itu kian lantang namun merdu.

Rupanya suara itu berasal dari seorang gadis yang tengah melafal al Quran di ruang tengah rumah sederhananya.

Gadis itu adalah Ayu Fajar Lestari (17), warga Gang V Nomor 1 Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur. Tampilan kitab al Quran yang dibacanya nampak berbeda dengan al Quran biasa.

Bagi orang awam, terlihat jelas tidak ada sama sekali guratan tinta pada lembaran-lembarannya. Itu karena Ayu menggunakan al Quran versi cetak braile, yang dikhususkan untuk para penyandang tuna netra.

Hal itu karena Ayu mengalami kebutaan sejak lahir.

Ayu yang kini duduk di bangku kelas kelas 3 SMPLB Aisyiyah Ponorogo itu tidak hanya fasih membaca kita suci, namun juga mampu menghafalnya.

Dia hafal di luar kepala 30 juz lengkap beserta nama surat, jumlah ayat, maupun tempat turunnya surat.

"Ini masih mempelajari asbabun nuzul atau sebab turunnya surat," ujar Ayu saat ditemui di rumahnya, Jumat (24/3/2017).

Putri pasangan Muhammad Rokim dan Lilik Yulaikah ini bahkan sudah hafal al Quran sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Yaitu saat masih bersekolah di SDLB Bhakti Pemuda yang ada di Tamanan Kota Kediri.

Sebelumnya, sejak masih berusia 2 tahun, ibunya membiasakannya membacakan surat-surat pendek dari al Quran. Saat itu ibunya juga kaget karena ternyata Ayu dengan cepat mampu menghafalnya.

"Anaknya memang diberkahi mempunyai ingatan kuat," ujar Lilik Yulaikah yang berprofesi sebagai penjual nasi goreng bersama suaminya ini.

Menginjak usia 3 tahun, pengasuhannya dilakukan oleh Siti Zubaedah, neneknya.

Oleh neneknya ini, Ayu secara rutin dibacakan ayat per ayat dalam al Quran. Dan tidak lama kemudian, Ayu mampu menghafal keseluruhan isi kitab suci umar Islam itu.

Kelebihannya itu telah menghantarnya mencapai prestasi. Belasan piala penghargaan telah dia raih dalam kegiatan seperti tilawatil quran hingga qiroah atau seni suara baca al Quran baik tingkat lokal maupun regional.

Dia juga kerap diundang dalam acara-acara tertentu untuk membacakan al Quran.

Selain bidang keagamaan, gadis yang bercita-cita menjadi dosen dan ahli tafsir ini juga beberapa kali berprestasi dalam bidang lainnya.Tercatat dia menyabet juara harapan 2 dalam sebuah lomba cerdas cermat sains di tahun 2011, serta membawa pulang medali emas dalam lomba catur gelaran paragames 2014 lalu.

Prestasi sekolahnya juga menunjukkan nilai yang cukup bagus. Rata-rata nilai yang didapatkannya pada kisaran angka 8. Kecuali pada mata ajar matematika yang nilanya rendah.

"Saya sebetulnya hafal dengan rumus-rumusnya, tapi susah menginput angkanya," ujar gadis ceria ini.

Ayu kini jarang berada di rumah karena bersekolah di Ponorogo. Dia hanya pulang saat tertentu atau saat musim libur.

Seperti saat ditemui di rumahnya itu, dia memang sengaja pulang karena usai melaksanakan ibadah umrah.

Keberangkatannya ke tanah suci, menurut dia, atas ajakan dari ustaz Yusuf Mansur. Dia bertemu dengan ustaz kondang itu beberapa waktu lalu dalam sebuah kegiatan.

"Awalnya saya dites hafalan Alquran. Setelah itu saya diajak umrah," tuturnya.

Kini, Ayu sedang mengejar mimpinya dengan giat belajar. Dia berharap dengan mempelajari al Quran, dirinya bisa berguna bagi sesamanya. Menjadi dosen, sebutnya, adalah sebagai jalan menuju ke sana.

Semoga Tuhan mengabulkannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com