Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Jam Bertarung di Laut Seram

Kompas.com - 17/01/2017, 15:27 WIB
Frans Pati Herin

Penulis

Nelayan Filipina

Yadi merapatkan perahu ke rumah ikan. Dari dalam keluar seorang pria menyapa dengan senyum ramah. Namanya Reynaldo Pomto (54), nelayan asal General Santos, Provinsi Cotabato Selatan, Filipina. Ia ditugaskan oleh salah satu perusahaan ikan di Bitung, Sulawesi Utara, menjaga rumah ikan. Hampir dua bulan ia sendirian di tempat itu dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan.

Selama 10 tahun terakhir, ia bekerja di kapal ikan milik pengusaha Filipina dan Indonesia. Wilayah jelajah di kawasan timur Indonesia. Ia sedikit lancar berbahasa Indonesia. Nelayan asal Filipina yang satu bos dengan Reynaldo juga banyak. Mereka beroperasi di sekitar perairan Maluku.

Nelayan Filipina direkrut dan kemudian dibuatkan kartu tanda penduduk (KTP) oleh bos. KTP itu tidak dikantongi mereka, tetapi ditahan oleh bos. Bos berpesan agar mereka memberikan nomor telepon bos jika ditanyai aparat.

Rumah ikan itu sekitar 22 mil laut (40,74 km) dari Kawa. Daratan terlihat samar-samar dengan pandangan mata telanjang. Reynaldo memilih menjaga rumah ikan ketimbang bekerja di kapal tangkap karena dianggap terlalu keras. Persaingan sesama anak buah kapal hingga dengan kapal lain, termasuk nelayan lokal, kadang tak sehat. Awak kapal asing biasa membawa senjata api.

Pukul 13.10 WIT, Yadi meninggalkan tempat itu dengan muatan 100 kg ikan campuran tuna dan cakalang. Namun, perjalanan pulang tidak selancar pagi. Gelombang sudah setinggi 1,5 meter dan suasana laut kian mencekam karena mulai berpadu dengan angin dan hujan.

Perahu mulai oleng terombang-ambing ke kiri dan kanan. Perasaan gugup, mabuk, dan badan menggigil beraduk jadi satu. Yadi tiba di darat sekitar pukul 17.00 WIT, berarti sekitar 14 jam Kompas menemani Yadi mengais rezeki di Laut Seram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com