SURABAYA, KOMPAS.com – Sekitar 400 orang warga Syiah yang sedang mengungsi di Rumah Susun Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, merayakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau disebut Maulud Nabi, Sabtu (17/12/2016). Perayaan berlangsung amat sederhana berupa acara pengajian dan permainan musik hadrah ( rebana).
Belasan aparat kepolisian Polres Sidoarjo tampak berjaga-jaga di pintu gerbang Rusun Jemundo. Perayaan sempat dipindahkan dari semula berencana hendak dilaksanakan di Masjid Rusun Jemundo, kemudian di pindah di halaman parkir dengan memasang tenda-tenda.
Pemimpin warga Syiah di Jemundo, ustaz Tajul Muluk memimpin acara peringatan Maulud Nabi, dengan memimpin doa.
Ia menyatakan tak ada tekanan pihak luar lainnya terhadap kegiatan ini.
“Bapak polisi sudut pandangnya kan keamanan. Ya kami turuti saja. Izin kegiatan di dalam masjid ada, namun kami terlanjur menyewa tenda dan pengeras suara untuk acara yang kami pindah ke dalam kompleks rusun,” katanya.
Tajul mengatakan, pihaknya ingin pulang kembali ke kampungnya di Sampang, setelah empat tahun mengungsi di Jemundo.
Ia menegaskan, 400-an warga Syiah Sampang merupakan warga NKRI yang berhak dan bebas tinggal di kampung halamannya sebagaimana warga lainnya.
Peringatan Maulud Nabi memilih mengambil tema “Nusantara Bersatu Tanpa SARA” menghadirkan penceramah ustaz Habib Abdillah. Acara berjalan tertib dan khidmat meskipun serba sederhana.
Warga Syiah yang berasal dari Kabupaten Sampang, Madura itu menggunakan ikat kepala merah putih.
Peringatan juga dihadiri beberapa warga Syiah Jawa Timur lainnya, di antaranya dari Sidoarjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.