Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Adat dan Tradisi Suku Pakpak Tak Hilang Digerus Zaman...

Kompas.com - 13/11/2016, 14:48 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Empung Jordan mengatakan, untuk merangkul para Sulang Silima, dibentuklah forum seperti FKUB. Forum ini untuk menjalin kerja sama antar Sulang Silima, namun bukan pemerintah yang membentuk, supaya tidak ada intervensi.

Ketika akhirnya lahir Perda Sulang Silima Suak Simsim, dia mengaku setuju tapi dengan tujuan untuk mendorong masing-masing marga mendirikan lembaga adatnya.

"Kami mengapresiasi inisiatif DPRD dan pemerintah untuk melestarikan adat dan budaya, tapi maunya berikanlah wewenang itu kepada marga masing-masing. Jangan diintervensi, pemerintah cukup memfasilitasi dan mendukung saja. Ini harapan kami," kata dia.

Bangga

Pada 28 Juli 2003, Pakpak Bharat menjadi kabupaten mandiri setelah memisahkan diri dari Kabupaten Dairi. Hampir 90 persen penduduknya suku Pakpak, mayoritas bekerja di sektor pertanian dan perkebunan.

Marga terbesar dan terbanyak di sini adalah Berutu, Banuarea, Boangmanalu, Manik dan Padang. Di kabupaten yang letaknya di kaki gugusan Bukit Barisan dan 83 persen wilayahnya adalah kawasan hutan ini, adat dan budaya suku Pakpak masih terjaga.

Masyarakatnya melawan gerusan zaman dengan tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan adat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan bahasa Pakpak, melakukan ritual adat saat mulai menanam padi dan pesta pernikahan.

Ditanya apakah suak lain juga masih melakukannya, Empung Jordan menggeleng.

"Di sini kalau tidak dilakukan dengan adat, rasanya janggal, namanya masyarakat adat. Semua perkawinan harus berjalan adatnya, di sinilah pelaksanaan adatnya masih murni dibanding daerah lain," ucap dia.

Tapi dia tidak memungkiri pengaruh budaya dan adat suku-suku lain membuat pergeseran budaya suku asli, khususnya pada perkawinan campuran.

Maka dibuatlah kesepakatan yang sudah disepakati bersama bahwa setiap pelaksanaan adat yang berlangsung di tanah Pakpak harus menggunakan adat Pakpak.

"Jangan mendominasi adat lain. Makanya ada falsafah, 'Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Banggalah jadi orang Pakpak," kata Empung Jordan, yang mengenakan baju pemimpin suku.

Dia menunjuk simbol dan garis-garis warna yang ada di pakaian gelap itu, semuanya penuh makna dan pesan kebaikan.

Pakpak Simsim

Dari beberapa catatan, disebutkan nenek moyang suku Pakpak berasal dari India. Barus adalah daerah pertama kali kaki mereka menginjak bumi Indonesia.

Kemudian mereka berkembang biak dan membangun kampung di daerah penuh pohon-pohon kemenyan, dalam bahasa mereka disebut Dairin. Lambat laun, Dairin berubah menjadi Dairi.

Sebelum pemekaran, Kabupaten Pakpak Bharat menyatu dengan Kabupaten Dairi, keduanya masih di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Suku Pakpak terbagi dalam lima suak yaitu, Suak Simsim, Kelasen, Keppas, Pegagan dan Boang. Suak Simsim mendiami wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Suak Keppas dan Suak Pegagan di Kabupaten Dairi, Suak Kelasen di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan Suak Boang di wilayah Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam, Aceh.

Pakpak Simsim terdiri dari marga Berutu, Padang, Solin, Cibro, Sinamo, Boang Manalu, Manik, Banurea, Sitakar, Kabeaken, Lembeng, Tinendung, dan lain lagi.

Mereka menetap dan memiliki hak ulayat di wilayah Simsim meliputi wilayah Salak, Situje, Situju, Kerajaan, Pergetteng-getteng Sengkut, Tinada dan Jambu, semuanya di Kabupaten Pakpak Bharat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com