Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Citarum Kini Cepat Meluap

Kompas.com - 03/11/2016, 15:02 WIB

BANDUNG, KOMPAS — Air Sungai Citarum kini lebih cepat meluap merendam rumah warga di sekitarnya meski hujan hanya turun selama 1-2 jam dalam dua hari terakhir. Penambahan endapan lumpur dan sampah yang dibawa anak Sungai Citarum diduga jadi pemicunya.

"Seminggu lalu, untuk mencapai ketinggian 1,5 meter, air Citarum butuh dua hari. Sekarang dalam dua jam (hujan) air bisa naik 40 sentimeter. Sekarang ketinggian di sekitar rumah sekitar 1 meter. Meskipun lebih lekas surut karena hujan tidak turun lama, kami tetap saja cemas," kata Adi Sumadi (60), warga RT 002 RW 007, Desa Muara, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (2/11/2016).

Kecamatan Baleendah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang banjir delapan hari terakhir. Kecamatan lainnya, yakni Dayeuhkolot, Banjaran, dan Rancaekek. Hingga pukul 20.00, ketinggian genangan air di sekitar pemukiman warga berkisar 40-150 cm. Banjir juga kembali menghanyutkan sampah dan endapan lumpur erosi di kawasan hulu.

"Citarum saat ini menjadi lebih banyak sampah dan endapan lumpur. Sampah plastik biasanya datang dari aliran Sungai Cikapundung di Kota Bandung. Sementara lumpur berasal dari Sungai Citarum hulu dan Sungai Cisangkuy di Pangalengan, Kabupaten Bandung," ujar Adi.

Adi memperlihatkan timbunan sampah plastik dan lumpur yang luber dan menutupi jalan depan rumahnya. Ketinggian endapan itu 15-20 cm, membentang hingga 100 meter. Endapan lumpur dan sampah itu, katanya, paling banyak dimuntahkan Citarum pada Sabtu (29/10)-Minggu (30/10/2016).

Nanang (45), warga Desa Muara, lainnya, mengatakan, endapan lumpur dan sampah juga menyumbat selokan-selokan kecil di sekitar rumah warga. Hal itu membuat genangan air lebih cepat naik meski hujan tak turun sederas dan selama biasanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tata Irawan mengatakan, meski intensitas hujan mulai turun, 2.638 warga masih mengungsi. Mereka tersebar di 47 lokasi pengungsian di Baleendah, Katapang, Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Banjaran.

Sementara itu, jalur Bandung, Sumedang, dan Garut melalui Jalan Raya Rancaekek yang lumpuh akibat banjir pada Senin malam hingga Selasa malam, kemarin, kembali normal. Ketinggian banjir yang sebelumnya mencapai 80 cm pada Rabu malam di bawah 5 cm.

Abdullah (29), warga yang tinggal di Jalan Raya Rancaekek, mengatakan, banjir surut karena Selasa malam tidak hujan.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Banjir di Pasar Induk Gedebage - Warga melintasi genangan banjir yang penuh sampah di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/11/2016). Buruknya drainase serta sampah membuat kawasan pasar ini terendam banjir setelah hujan lebat mengguyur Kawasan Bandung Utara.
Namun, persoalan baru muncul. Banyak sampah, terutama plastik, yang terbawa banjir berserakan di jalan dan permukiman. Untuk mengurangi genangan, sejumlah polisi menyedot banjir untuk dialirkan ke Sungai Cikijing melalui drainase. Namun, buruknya drainase dan permukaan air Sungai Cikijing yang tinggi membuat penyedotan tak optimal. Bahkan, air dari drainase kembali meluap ke jalan.

"Kami sudah berupaya menyedot, tetapi aliran air menuju Sungai Cikijing lambat sehingga banjir di jalan tidak langsung cepat surut," ujar Kepala Seksi Pengamanan dan Penyelamatan Direktorat Sabhara Polda Jabar Komisaris Nana Sumarna.

Kekhawatiran banjir kembali meninggi sempat muncul saat hujan kembali turun pada Rabu sore. Namun, hujan tidak terlalu lebat dan hanya berlangsung 10 menit sehingga tidak membuat ketinggian banjir bertambah.

Di Jakarta, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko memperkirakan, hujan yang memicu banjir di Jalan Raya Rancaekek masih bertahan setidaknya hingga Jumat (4/11). "Parameter cuaca yang ada mendukung terjadinya hujan berintensitas lebat hingga 4 November," katanya.

Berdasarkan peringatan dini BMKG, pada Kamis (3/11/2016), hujan berintensitas lebat disertai petir pada sore hingga malam hari berpeluang terjadi di Ngamprah, Bandung, Banjar, Ciamis, Cimahi, Garut, Karawang Singaparna, Tasikmalaya, Purwakarta, Sumedang, dan Soreang. Selain itu, di Pantai Pangandaran, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Cisaat, Kuningan, Majalengka, Sumber, Pelabuhan Ratu, dan Parigi.

Sementara pada Jumat, hujan lebat disertai petir pada siang hingga menjelang malam diperkirakan terjadi di Ngamprah, Bandung, Cimahi, Karawang, Cianjur, Cisaat, Kuningan, dan Pelabuhan Ratu.

Kemarin, banjir masih melanda 6 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, dan Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Banjir ini akibat meluapnya air Sungai Kahayan sejak Senin malam. Ketinggian air berkisar 50-100 cm dan status siaga darurat banjir telah ditetapkan. (CHE/TAM/DRI/DKA/NAD/JOG)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 November 2016, di halaman 20 dengan judul "Citarum Kini Cepat Meluap".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com