Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Lawas Kereta Api Uap Ambarawa-Bedono Kembali Dibuka

Kompas.com - 27/10/2016, 19:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

Menurut Edi, jalur ini mempunyai keunikan, yakni jalur bergerigi sepanjang empat kilometer, dari Stasiun Jambu di ketinggian 479 meter dari permukaan laut (mdpl) menuju Stasiun Bedono di ketinggian 711 mdpl.

Penggunaan jalur bergerigi ini disesuaikan dengan topografinya yang mempunyai tingkat kemiringan tanah cukup tinggi.

"Karena jalurnya menanjak, jalur ini hanya bisa dilewati oleh lokomotif uap beroda gigi," ujarnya.

Dalam sejarah perkeretaapian, hanya sedikit kereta api yang menggunakan jalur bergerigi.

Jalur bergerigi Ambarawa-Jambu-Bedono ini hanya satu di antara tiga yang tersisa di dunia, selain India dan Swiss.

Kereta uap yang beroperasi pada rute Ambarawa-Jambu-Bedono harus menempuh rute sejauh sepuluh kilometer. Kecepatan maksimal yang bisa dipacu hanya sekitar 20 kilometer per jam.

"Lokomotif yang kami gunakan adalah jenis uap seri B 2503 dan seri B 2502 yang mampu menarik dua gerbong berkapasitas 80 orang," ujar Edi.

Manajer Museum Unit Preservation dan Museum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Eko Sri Mulyanto mengungkapkan, tarif sewa kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono adalah Rp 15 juta.

Itu terdiri dari satu unit lokomotif uap seri B2503 dan dua gerbong kayu, berkapasitas 80 orang.

"Jaraknya sekitar 10 kilometer dengan waktu tempuh dua jam. Dalam perjalanan, kereta harus berhenti di Stasiun Jambu," kata Eko.

Pada penggal perjalanan sejauh 6 kilometer, kereta akan berhenti di Stasiun Jambu untuk persiapan melewati jalur bergerigi.

Petugas perlu memindahkan posisi lokomotif ke belakang rangkaian, untuk mendorog kereta melewati jalur tanjakan hingga Stasiun Bedono.

"Saat jalan menanjak, fungsi lokomotif dibelakang rangkaian sebagai pendorong gerbong," kata Eko.

Dalam perjalanan dari Stasiun Jambu menuju Stasiun Bedono, kereta sempat berhenti untuk menambahkan air ke dalam tangki lokomotif.

Proses pengisian air dilakukan dengan cara memompa air dari saluran irigasi yang ada di samping rel.

Petugas perlu memastikan pasokan air di tangki lokomotif terisi penuh sebab perjalanan menuju stasiun Bedono membutuhkan tenaga ekstra melewati setiap tanjakan.

"Setelah jalur tanjakan terlewati, kereta berhenti sejenak untuk mengisi air. Kami memompa dari saluran irigasi di sekitar jalur kereta api," ujar Eko.

Kendati berjalan pelan melewati tanjakan rel bergerigi, kereta api uap buatan Maschinenfabrik Esslingen, Jerman, ini akhirnya tiba dengan selamat di Stasiun Bedono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com