Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Lawas Kereta Api Uap Ambarawa-Bedono Kembali Dibuka

Kompas.com - 27/10/2016, 19:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Setelah berhasil melakukan uji coba pada akhir Agustus lalu, PT Kereta Api Indonesia secara resmi membuka kembali jalur heritage Ambarawa-Jambu-Bedono, Jawa Tengah.

Jalur kereta api wisata ini pernah dibuka untuk pengoperasionalan lokomotif uap. Jalur itu ditutup sejak 2009 karena menjadi bagian dari proyek reaktivasi jalur serta revitalisasi sejumlah stasiun mulai dari Kedungjati di Kabupaten Grobogan hingga Bedono di Kabupaten Semarang.

Pembukaan kembali jalur kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono digelar di Stasiun Ambarawa atau sekarang dikenal sebagai Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (27/10/2016).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo, mengatakan sangat mendukung pengaktifan jalur kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono ini sebagai obyek wisata lokomotif uap.

"Diperlukan guide yang tidak sekadar cantik atau tampan secara fisik, tetapi juga cerdas dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan pengunjung," ucap Prasetyo.

Ia meminta agar reaktivasi jalur heritage Ambarawa-Bedono mempunyai nilai tambah secara ekonomis bagi warga sekitarnya. Misalnya dengan menyediakan gerai buah tangan khas Ambarawa.

"Isinya berupa camilan maupun cendera mata. Misalnya, sediakan kaus bertulis Ambarawa Punya," ujar Prasetyo.

Manajer Humas KAI Daop IV Semarang Edi Suswoyo menyatakan, jalur tersebut pernah dioperasikan oleh perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij pada 1905.

"Jalur ini dulunya dipakai untuk mengangkut hasil bumi, seperti kopi," kata Edi di sela-sela acara.

Jalur tersebut merupakan alternatif jalur kereta api wisata dengan menggunakan lokomotif uap.

Selama ini kereta api uap yang sudah beroperasi hanya melayani perjalanan melalui jalur Ambarawa-Tuntang pergi dan pulang.

"Jadi ini menambah satu rute lagi, selain rute Ambarawa-Tuntang," kata dia.

Menurut Edi, jalur ini mempunyai keunikan, yakni jalur bergerigi sepanjang empat kilometer, dari Stasiun Jambu di ketinggian 479 meter dari permukaan laut (mdpl) menuju Stasiun Bedono di ketinggian 711 mdpl.

Penggunaan jalur bergerigi ini disesuaikan dengan topografinya yang mempunyai tingkat kemiringan tanah cukup tinggi.

"Karena jalurnya menanjak, jalur ini hanya bisa dilewati oleh lokomotif uap beroda gigi," ujarnya.

Dalam sejarah perkeretaapian, hanya sedikit kereta api yang menggunakan jalur bergerigi.

Jalur bergerigi Ambarawa-Jambu-Bedono ini hanya satu di antara tiga yang tersisa di dunia, selain India dan Swiss.

Kereta uap yang beroperasi pada rute Ambarawa-Jambu-Bedono harus menempuh rute sejauh sepuluh kilometer. Kecepatan maksimal yang bisa dipacu hanya sekitar 20 kilometer per jam.

"Lokomotif yang kami gunakan adalah jenis uap seri B 2503 dan seri B 2502 yang mampu menarik dua gerbong berkapasitas 80 orang," ujar Edi.

kompas.com/ syahrul munir lokomotif B 2503 saat melintasi rel bergerigi diantara stasiun Jambu menuju stasiun Bedono dalam rangkaian lunching jalur kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono, Kabupaten Semarang, Kamis (27/10/2016
Manajer Museum Unit Preservation dan Museum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Eko Sri Mulyanto mengungkapkan, tarif sewa kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono adalah Rp 15 juta.

Itu terdiri dari satu unit lokomotif uap seri B2503 dan dua gerbong kayu, berkapasitas 80 orang.

"Jaraknya sekitar 10 kilometer dengan waktu tempuh dua jam. Dalam perjalanan, kereta harus berhenti di Stasiun Jambu," kata Eko.

Pada penggal perjalanan sejauh 6 kilometer, kereta akan berhenti di Stasiun Jambu untuk persiapan melewati jalur bergerigi.

Petugas perlu memindahkan posisi lokomotif ke belakang rangkaian, untuk mendorog kereta melewati jalur tanjakan hingga Stasiun Bedono.

"Saat jalan menanjak, fungsi lokomotif dibelakang rangkaian sebagai pendorong gerbong," kata Eko.

Dalam perjalanan dari Stasiun Jambu menuju Stasiun Bedono, kereta sempat berhenti untuk menambahkan air ke dalam tangki lokomotif.

Proses pengisian air dilakukan dengan cara memompa air dari saluran irigasi yang ada di samping rel.

Petugas perlu memastikan pasokan air di tangki lokomotif terisi penuh sebab perjalanan menuju stasiun Bedono membutuhkan tenaga ekstra melewati setiap tanjakan.

"Setelah jalur tanjakan terlewati, kereta berhenti sejenak untuk mengisi air. Kami memompa dari saluran irigasi di sekitar jalur kereta api," ujar Eko.

Kendati berjalan pelan melewati tanjakan rel bergerigi, kereta api uap buatan Maschinenfabrik Esslingen, Jerman, ini akhirnya tiba dengan selamat di Stasiun Bedono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com