Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Amukan Sungai Citarum

Kompas.com - 25/09/2016, 13:29 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

Sifat air Citarum yang korosif dapat mengikis usia alat berbahan metal, seperti turbin. Kondisi itu diperparah dengan melimpahnya produksi sampah di Citarum.

"Khusus Saguling, kualitas air luar biasa tercemar karena Citarum menyandang nama sebagai septic tank Jabar. Ini kurang bagus dilihat dari sisi lingkungan," ujar Direktur Utama PT Indonesia Power Inten Cahyani.

Inten mengatakan, kualitas buruk air sungai mengganggu elemen metal khususnya di pelapisan turbin air. Sampah akan mengganggu aliran air ke dalam turbin.

Tingginya laju sedimentasi turut mengikis daya tampung waduk yang berdampak pada penyusutan usia waduk. Volume air pada waduk juga terpengaruh.

"Kalau tak didukung pencegahan sedimentasi, waduk jebol. Bayangkan, bisa jadi bencana nasional," kata dia.

Menurut Inten, proteksi terhadap objek vital nasional, seperti waduk, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah maupun korporasi saja. Mesti ada keterlibatan masyarakat untuk mengubah paradigma tentang pentingnya pemeliharaan daerah aliran sungai.

"Selain memberi edukasi, membuat perubahan behavior, sekarang harus diiringi punishment. Kita enggak mungkin menjaga sendiri, harus kolaborasi," ucapnya.

Indonesia Power kini gencar mendekatkan diri kepada masyarakat untuk memberi pendidikan akan besarnya fungsi Sungai Citarum.

Selain memberi pelatihan cara pengolahan limbah, dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pelajar, untuk mulai menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingkungan.

"Trennya tiap tahun ada perbaikan. Karena sekarang makin banyak yang peduli, tapi mau gak mereka bergerak. Mulai saat ini, ayo tanam pohon dengan konsep satu siswa satu pohon, satu rumah satu pohon," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com