BANDUNG, KOMPAS.com – Sebanyak 1.467 rumah di Garut gelap gulita. Listrik yang mengaliri 1.467 pelanggan tersebut mati karena rusaknya gardu dan tiang akibat banjir bandang pada Selasa (20/9/2016) malam.
“Banjir bandang membuat listrik di beberapa lokasi padam. Ini karena ada enam gardu, empat tiang tegangan menengah, 25 tiang tegangan rendah, roboh tergerus air. Selain itu, 40 buah kwh meter rusak,” ujar Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jawa Barat, Suargina dalam keterangan persnya, Rabu (21/9/2016).
Suargina menjelaskan, 1.467 pelanggan ini tersebar di beberapa wilayah. Yakni, di Kampung Sukasenang di Desa Bayonets dan Kampung Cikarokrok serta Cimacang di Desa Tarogong.
“Saat ini, 70 petugas PLN berupaya melakukan pemulihan agar listrik kembali menyala,” tuturnya.
Baca juga: Korban Banjir Bandang di Garut Bertambah, 20 Orang Meninggal Dunia dan 14 Orang Hilang
Mengenai kapan perbaikan akan selesai, Suargina belum bisa memastikan. Yang jelas, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga agar kondisi listrik kembali normal.
Sementara itu, untuk area Sumedang, tidak ada gardu yang terkena longsor. Di Sumedang, hanya satu tiang tengangan menengah patah, dari sembilan gardu yang sempat padam.
“Sampai sore ini tadi, masih ada satu gardu dengan 271 pelanggan yang belum dapat dilakukan recovery. Pemulihan akan dilaksanakan setelah mendapat izin dari kepolisian,” terangnya.
Baca juga: Detik-detik Menjelang Banjir Mengerikan di Garut
Selain itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terkena musibah, PLN membagikan 300 paket sembako dan keperluan sehari-hari ke pusat pengungsian di Sumedang.
Untuk daerah Garut, pihaknya mendirikan posko kesehatan, bekerja sama dengan Lazis PLN dan memberikan 400 paket makan.