Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguras Untung dari Sumur "Lantung"

Kompas.com - 15/09/2016, 11:45 WIB
Achmad Faizal

Penulis

Wisata migas di Desa Wonocolo tidak lepas dari Bojonegoro yang kaya minyak dan gas bumi di Jawa Timur. Bupati Bojonegoro, Suyoto bahkan menyebut, 20 persen cadangan energi nasional ada di Bojonegoro.

Di kabupaten perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah itu, ada empat blok minyak dan gas bumi yaitu lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ). 

Kemudian lapangan sumur tua Wonocolo yang dikelola Pertamina EP Asset IV Cupu; dan lapangan Tiung Biru yang dikelola Pertamina EP Asset IV Cepu. 

Selain itu, lapangan gas bumi Jambaran Tiung Biru yang masih tahap eksplorasi dan dikembangkan Pertamina EP Cepu.

Cadangan migas lapangan Banyu Urip Blok Cepu, kata Suyoto, diperkirakan mencapai 450 juta barrel. Saat ini puncak produksi lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu telah tercapai yaitu 165.000-170.000 barrel per hari.

"Produksi minyak di Bojonegoro ini menyumbang 20 persen produksi minyak nasional," ujarnya.

Sementara cadangan gas bumi lapangan Jambaran Tiung Biru mencapai 12 juta kaki kubik. Lapangan JTB ditargetkan mulai (JTB) produksi sebesar 227 kaki kubik gas bumi per hari pada kuartal pertama 2019, dan mencapai puncak produksi sebesar 315 MMSCFD pada 2020.

Melimpahnya potensi minyak bumi di kawasan tersebut menurut Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amin Widodo, karena di sekitar Bojonegoro dan Cepu, Jawa Tengah, dilewati garis cekungan Jawa Timur bagian utara. Cekungan tersebut memanjang sampai ke Sidoarjo, Madura, hingga laut Jawa. 

"Di daerah yang dilewati cekungan itu, bukan hanya minyak bumi, tapi juga gas bumi, air garam, hingga lumpur. Makanya kalau salah ngebor seperti di Sidoarjo, bisa keluar lumpur," kata Amin.

Tambang tradisional di Bojonegoro, sebut dia, sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, dengan jarak pengeboran antara 100 hingga 500 meter ke dalam tanah.

"Asalkan tidak menyalahi aturan, aktivitas tambang tradisional itu bisa diteruskan, namun harus tetap menjaga keamanan pekerja sesuai standar operasional," ujarnya,

Pengeboran di sekitar lapangan minyak itu saat ini dilakukan lebih massif oleh perusahaan yang mengantongi WKP di wilayah tersebut, hingga kedalaman 5 kilometer di bawah tanah. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com