Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Tampilkan Wayang Golek "Cepot", Bupati Purwakarta Berterima Kasih

Kompas.com - 03/09/2016, 19:26 WIB
Reni Susanti

Penulis

Kisah itu menceritakan peperangan antara Rama dan Rahwana. Ketika Rahwana akan kalah, ia menugaskan adiknya Kumbakarna untuk ke medan perang.

Kumbakarna mau berperang bukan karena membela Rahwana yang telah menculik Sinta, tapi karena bertanggung jawab menjaga negaranya.

Kumbakarna mendapat perlawanan sengit. Sebagian tubuhnya terkena panah. Telinga kiri dan. Kanannya pun digigit, tapi ia masih berperang. Hingga akhirnya Rama memerintahkan pasukannya untuk memanah tenggorokannya.

Menjelang ajalnya, Kumbakarna ingin berbicara dengan adiknya Wibisana yang memilih bergabung dengan pasukan Rama.

"Kalimat-kalimat dalam perbincangan Kumbakarna dan Wibisana itu. Membuat saya menangis," kata Dedi.

Untuk melestarikan wayang golek dan disukai anak muda, Dedi menyarankan beberapa hal. Pertama, cerita harus dipadukan dengan cerita kontemporer yang mengangkat sisi kekinian. Waktu permainan juga diubah dari biasanya pukul 21.00 hingga 03.00 WIB menjadi pukul 20.00 hingga tengah malam.

"Caranya dengan pemadatan, lagu tidak panjang-panjang," ujar Dedi.

Terakhir, musik tidak selamanya gending, tapi memasukkan musik kontemporer di beberapa bagian pertunjukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com